Jakarta (pilar.id) – Udara sore di pelataran Masjid At Tin terasa sejuk. Semilir angin menggoyangkan dahan beberapa pohon kurma yang tumbuh subur di halaman masjid.
Masyarakat satu persatu mulai berdatangan untuk menunaikan ibadah sholat Magrib serta buka puasa bersama, dan sholat tarawih berjamaah. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, selama pandemi Covid-19 jumlah jamaah pun berkurang drastis.
Karena itu, untuk sholat tarawih yang biasanya 23 rakaat, menjadi 11 rakaat saja. “Paling hanya 5 shaf untuk shalat tarawih, biasanya lebih banyak lagi,” ujar petugas masjid At Tin Aldin, di Jakarta, Selasa (19/4/2022).
Pada tahun-tahun sebelumnya, pengurus masjid juga menyiapkan menu buka puasa bersama hingga 3.000 bungkus. Namun, sejak pandemi berlangsung, pihak masjid hanya menyiapkan sekitar 300-400 pack nasi bungkus saja.
“Kita juga tidak menyiapkan takjil seperti sebelum-sebelumnya, hanya air minum sama nasi bungkus yang akan dibagikan setelah sholat Magrib,” kata Aldin.
Menurut Aldin, anak-anak Presiden RI ke-2, Soeharto kerap mengunjungi masjid ini. Biasanya mereka melakukan iktikaf di masjid atau hanya sekedar mengunjungi peninggalan sang mantan Ibu Negara Siti Hartinah atau yang akrab dikenal dengan Ibu Tien Soeharto.
“Kalau lebaran pasti ada yang datang, paling sering yang putri-putri, Mamiek, Titi, Tomy jarang,” kata dia.
Bangunan masjid At Tin sendiri termasuk dalam kategori megah. Terdiri dari 2 lantai dan mezzanine di ruang utama sholat, masjid ini dapat menampung lebih dari 25 ribu jamaah.
Masjid ini juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang, seperti mess karyawan, serta penginapan. Masjid ini juga ramah disabilitas, bahkan dilengkapi dengan eskalator.
“Biasanya kalau ada acara-acara besar atau tamu kenegaraan, eskalatornya kita nyalakan,” kata Aldin.
Di pintu utama, ada kolam air mancur yang pada bagian pinggirnya berfungsi untuk tempat duduk. Kolam ini dibuat dengan keramik warna hijau muda dan berbentuk seperti anak panah.
Sekelumit tentang sejarah Masjid At Tin, bermula dari keinginan Ibu Tien yang ingin mendirikan sebuah tempat ibadah. Lalu, sepeninggal Ibu Tien yang wafat pada 28 April 1996, anak-anaknya membuat Yayasan Ibu Tien Soeharto, dan mendirikan Masjid At-Tin yang lokasinya berada di dekat Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur. (ach/fat)