Jakarta (pilar.id) – Sejatinya memulai pernikahan adalah jalan untuk hidup lebih baik. Sayang, sejumlah orang berpikir jika pernikahan adalah tujuan. Sehingga saat kenyataan yang ada berbanding terbalik dengan harapan, pernikahan pun kandas di tengah jalan.
Salah satu ancaman itu justru dari hal penting dalam rumah tangga, seks. Lisa Thomas, terapis pernikahan dan keluarga di Greenwood Village, Colorado, menulis di sebuah catatan. Hubungan seksual dalam pernikahan sangat penting. Pasangan di usia 20-an berhubungan seks rata-rata dua sampai empat kali seminggu.
Pasangan berusia 30-an biasanya berhubungan seks dua kali seminggu, dan pasangan berusia 40-an dan 50-an berhubungan seks sekali seminggu. Ini bukan data yang mengada-ada. Faktanya, tidak melakukan hubungan seksual kurang dari dua kali per bulan, bisa membuat kita tergelincir dalam rutinitas yang tidak memprioritaskan hubungan fisik.
Padahal mempertahankan hubungan fisik memberi kekuatan pada pernikahan dan melindungi kita dari tekanan hidup. Ciptakan waktu baik secara spontan atau terencana, untuk menindaklanjuti dengan seks dan keintiman yang teratur. Hubungan seksual Anda harus menjadi peredam ketegangan, bukan penghasil ketegangan.
1. Manajemen waktu
Ya, pernikahan bukan berarti kehilangan banyak hal. Sampai kapanpun, Anda adalah anak dari orang tua Anda. Yang pada saat tertentu masih membutuhkan kehadiran anak-anaknya. Begitu juga pasangan Anda. Karena itu Lisa mengingatkan, tetapkan batasan di sekitar keluarga dekat atau inti. Bahwa Anda sudah menikah, sehingga pembagian waktu untuk istri atau suami, adik atau kakak, bahkan orang tua, bisa dipertegas sejak awal. Oh, ini Rabu malam, saatnya makan malam bersama orang tua atau mertua. Oh, lusa ada kunjungan dari saudara jauh. Selebihnya, Anda adalah milik pasangan Anda. Yang setia menemani di meja makan, menikmati teh madu, atau di kamar tidur.
2. Sentuhan Ringan
Sering-seringlah saling menyentuh. Sentuhan fisik yang non-seksual. Seperti berpegangan tangan, berbaring bersama, dan duduk di sofa bersebelahan. Saat tertentu, Anda bisa menciumnya.
3. Aku Mencintaimu
Coba hitung, berapa kali Anda menyatakan cinta sebelum dan sesudah menikah. Jika setelah menikah makin jarang, Anda harus melakukan evaluasi serius. Menyatakan perasaan adalah upaya untuk meyakinkan, menjalin koneksi romantis. Lakukan itu sebagai ungkapan perasaan, bahkan isyarat untuk rencana nanti malam. Lewat pesan pendek, atau telepon.
4. Kencan yang Intim
Menikah membuat Anda bisa melakukan banyak hal. Jika saat kencan ada batasan, kini tidak. Jika kegiatan seks adalah puncak interaksi, mulailah dari kencan romantis. Dari meja makan sebuah cafe, lalu di sofa dalam rumah, selebihnya, jika ada penghubi lain dalam rumah, Anda bisa mulai menggandeng dia ke dalam kamar.
5. Memuji Pasangan di Depan Orang Lain
Pujian adalah legitimasi. Dan ini terasa sangat menyenangkan sekaligus membantu pasangan merasa ada keterikatan yang mendalam dan membangun harga diri mereka. Juga baik untuk menjadi model bagi anak-anak sehingga mereka melihat Anda saling melengkapi.
6. Rencana dan Variasi
Ini rumus basi. Tapi kenyataanya sanagt efektif untuk menjaga hubungan. Sering-seringlah berhubungan seks dengan skenario seksual yang berbeda. Mencampuradukkan urutan mulai dari ciuman, foreplay, dan hubungan seksual yang biasa, sering kali membuat hubungan jadi menakjubkan.
7. Hadiah Kecil dan Isyarat Cinta
Berikan mereka hadiah khusus ketika Anda pergi berbelanja atau kembali dari perjalanan bisnis. Tulis ‘I love you’ di cermin kamar mandi. Atau saat bepergian ke luar kota untuk urusan kerja, kirim bunga indah yang dikirim justru beberapa jam setelah berangkat.
8. Mata Terpejam atau Terbuka
Saat Anda sedang berhubungan seks, buka mata Anda. Merasa lebih berani? Kunci mata selama orgasme. Ini melibatkan keberanian dan membiarkan pasangan Anda benar-benar melihat inti dari keintiman sejati. Pasangan Anda tidak akan pernah merasa begitu dicintai, terhubung, dan diprioritaskan. Ini jauh lebih baik daripada liburan romantis kemanapun. (ret)