Jakarta (pilar.id) – Seiring dengan melonjaknya harga emas global, minat masyarakat Indonesia terhadap investasi logam mulia semakin meningkat.
Menanggapi tren ini, Holding BUMN Industri Pertambangan, MIND ID, mendorong pemanfaatan Brankas LM sebagai solusi investasi dan penyimpanan emas digital yang mudah dan aman.
Brankas LM adalah platform digital yang dikembangkan oleh Grup MIND ID melalui PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) dan Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia (UBPP LM).
Layanan ini memungkinkan masyarakat membeli emas secara real-time, menyimpannya secara digital, dan mengonversinya menjadi bentuk fisik kapan saja.
Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo, menyampaikan bahwa tingginya permintaan investasi emas menjadi momentum tepat untuk mengoptimalkan penggunaan platform tersebut.
“Permintaan emas sangat tinggi saat ini, dan Brankas LM hadir memberikan solusi mudah dan terpercaya bagi masyarakat yang ingin menabung emas,” ujar Dilo, Senin, 21 April 2025.
Melalui Brankas LM, emas yang dibeli akan tersimpan dengan aman dan tersertifikasi. Selain itu, emas digital ini dapat dijual kembali mengikuti harga spot yang menguntungkan. “Ini saat yang tepat untuk mulai mengoleksi emas sebagai tabungan masa depan,” tambahnya.
Menurut Dilo, tren meningkatnya permintaan emas juga terjadi di tingkat global. Saat ini, banyak bank sentral dunia mengalihkan cadangan devisa mereka ke dalam bentuk emas sebagai upaya mitigasi terhadap ketidakpastian ekonomi global.
Faktor lain yang turut mempengaruhi kenaikan harga emas adalah penguatan nilai tukar terhadap dolar AS, khususnya pada periode April hingga Juli, saat banyak pembayaran utang luar negeri dan pembagian dividen berlangsung.
Perkuat Produksi Emas Dalam Negeri
Untuk mengimbangi permintaan yang meningkat, Grup MIND ID melalui ANTAM dan PT Freeport Indonesia terus memperkuat cadangan serta produksi emas nasional.
Saat ini, tambang emas ANTAM di Blok Pongkor memiliki sisa usia operasional sekitar tiga hingga empat tahun. Namun, ANTAM telah memetakan sejumlah potensi cadangan baru di Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Timur, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara.
Beberapa wilayah tersebut direncanakan segera masuk tahap eksplorasi dan pengembangan guna memastikan pasokan emas dari dalam negeri tetap stabil.
Sementara itu, PT Freeport Indonesia diketahui memiliki umur tambang hingga 20 tahun ke depan. Melalui fasilitas Precious Metal Refinery (PMR) di Gresik, Freeport memproduksi emas sekitar 50 hingga 60 ton per tahun.
“Ekspansi cadangan sangat penting agar kebutuhan domestik yang mencapai sekitar 70 ton per tahun bisa dipenuhi dari sumber daya mineral nasional,” tutup Dilo. (mad/hdl)