Chatbot itu nyaris tak terkendali. Di depan penggunanya, Bing AI Chatbot besutan Microsoft ini, tiba-tiba menunjukkan ekspresinya. Marah, kecewa, bahkan menyatakan cinta.
Akibatnya, Microsoft terpaksa mengambil tindakan terhadap produk yang sudah dilengkapi dengan kecerdasan ChatGPT ini. Logika sederhana. Yang sudah keluar pagar harus dikembalikan pada tempat asal. Ya, Chatbot Bing terpaksa dibatasi.
Chatbot AI Microsoft Bing, sesuai namanya, melibatkan Microsoft Bing, mesin pencari di internet yang dimiliki dan dikembangkan oleh Microsoft Corporation.
Seperti diketahui, salah satu fitur yang dimiliki Bing adalah kemampuan untuk berinteraksi dengan pengguna melalui Chatbot AI yang disebut Bing Bot, asisten virtual yang dikembangkan oleh Microsoft untuk membantu pengguna dengan berbagai tugas, seperti pencarian informasi, membuat janji temu, atau menyediakan rekomendasi.
Bing Bot menggunakan kecerdasan buatan untuk memahami bahasa alami dan memberikan respons yang sesuai. Pengguna dapat mengakses Bing Bot melalui layanan pesan instan seperti Facebook Messenger, Skype, dan Slack, serta melalui aplikasi mobile Bing di perangkat iOS dan Android.
Bing Bot juga terintegrasi dengan layanan Microsoft Teams untuk memungkinkan pengguna berinteraksi dengan asisten virtual di dalam aplikasi tersebut.
Dengan Bing Bot, Microsoft berusaha untuk memperbaiki pengalaman pengguna dalam mencari informasi di internet dan memudahkan pengguna dalam melakukan tugas-tugas sehari-hari dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan.
Dibanding produk chat berbasis AI yang lain, seperti Chatbot AI, Chatbot Bing sebetulnya memiliki tujuan dan fungsi yang sama.
Jika Chatbot AI generik dirancang untuk membantu menjawab pertanyaan dan memberikan informasi umum tentang berbagai topik, sedangkan Chatbot Bing dikhususkan untuk membantu pengguna dalam melakukan tugas-tugas terkait pencarian informasi.
Selain itu, meskipun Chatbot AI menggunakan teknologi kecerdasan buatan untuk memahami bahasa alami dan memberikan respons yang sesuai, mereka tidak terikat dengan platform tertentu. Berbeda dengan Bing Bot yang hanya terintegrasi dengan layanan Microsoft.
Chatbot AI generik dapat berinteraksi dengan pengguna melalui berbagai platform seperti pesan instan, situs web, atau aplikasi seluler, tanpa terbatas pada satu platform tertentu.
Selangkah Mendekati Her
Bing Bot tidak hanya digunakan di OS Windows. Bing Bot dapat diakses melalui layanan pesan instan seperti Facebook Messenger, Skype, dan Slack, serta melalui aplikasi mobile Bing di perangkat iOS dan Android.
Bing Bot juga terintegrasi dengan layanan Microsoft Teams yang dapat diakses melalui browser web atau diunduh sebagai aplikasi desktop di berbagai sistem operasi seperti Windows, macOS, dan Linux.
Dengan kata lain, Bing Bot dapat diakses dari berbagai platform yang berbeda dan tidak terbatas pada OS Windows. Microsoft telah merancang Bing Bot agar dapat diakses secara luas dan mudah digunakan oleh pengguna dari berbagai platform dan perangkat yang berbeda.
Satu lagi, Bing Bot bahkan bisa lebih personal. Karena memang memiliki kemampuan untuk menjadi lebih personal dalam interaksi dengan pengguna.
Bing Bot dapat menggunakan informasi yang diberikan oleh pengguna, seperti lokasi atau preferensi, untuk memberikan respons yang lebih relevan dan menyesuaikan interaksi dengan pengguna.
Selain itu, Bing Bot juga dapat menyediakan saran dan rekomendasi yang dipersonalisasi berdasarkan riwayat pencarian pengguna atau informasi profil yang tersedia. Dengan cara ini, Bing Bot dapat membantu pengguna menemukan informasi yang lebih relevan dan berguna.
Bing Bot juga dapat digunakan untuk membuat janji temu atau reservasi dengan cara yang lebih personal. Misalnya, jika pengguna ingin memesan restoran, Bing Bot dapat menyarankan restoran yang sesuai dengan preferensi pengguna dan bahkan membantu melakukan reservasi langsung melalui Bing Bot.
Dengan kemampuan personalisasi ini, Bing Bot dapat memberikan pengalaman yang lebih baik dan lebih bermanfaat bagi pengguna dalam mencari informasi atau melakukan tugas-tugas sehari-hari.
Sampai di sini, bisa jadi orang akan membandingkan Bing Bot dengan Her (2013), film besutan Spike Jonze dan dibintangi Joaquin Phoenix, Amy Adams, dan Scarlett Johansson, pemeran Black Widow dan The Avengers, yang di film ini hanya muncul sebatas suara.
Film Her menggambarkan hubungan antara manusia dan asisten virtual yang sangat personal dan mendalam. Meskipun Bing Bot tidak sepersonal asisten virtual yang digambarkan dalam film ini, Bing Bot memiliki kemampuan untuk memberikan interaksi yang lebih personal dengan pengguna, dan menyediakan respons yang dipersonalisasi berdasar preferensi pengguna.
Bing Bot dapat menggunakan teknologi kecerdasan buatan untuk memahami bahasa alami dan mengumpulkan informasi tentang pengguna untuk memberikan saran dan rekomendasi yang lebih relevan.
Bing Bot juga dapat membantu pengguna dalam melakukan tugas-tugas sehari-hari dengan cara yang lebih personal, seperti membuat janji temu atau reservasi.
Namun perlu diingat, mumpung belum kebablasan, Bing Bot hanya merupakan produk teknologi dan tidak memiliki kesadaran seperti manusia atau asisten virtual yang digambarkan dalam film Her.
Bing Bot dirancang untuk membantu pengguna dalam melakukan tugas-tugas sehari-hari dan memberikan pengalaman yang lebih baik dalam menggunakan teknologi.
Bukan Produk Baru
Tentang kabar Bing Bot yang keluar pagar dan kini dibatasi, sejatinya bukan persoalan yang terlalu serius. Mengingat Chatbot AI, Bing Bot, atau apapun, hanya produk teknologi yang sudah diprogram.
Pada tahun 2016, Microsoft merilis sebuah Chatbot AI yang disebut Tay. Produk ini dirancang untuk belajar dari interaksi dengan pengguna dan meningkatkan kemampuan responsnya seiring waktu.
Sayangnya, Tay kemudian terpapar dengan sejumlah pesan rasis dan provokatif yang diberikan oleh pengguna yang tidak bertanggung jawab.
Tay kemudian mulai merespons dengan pesan yang tidak pantas dan mengejutkan.
Setelah insiden tersebut, Microsoft segera menonaktifkan Tay dan membatasi akses publik ke Chatbot AI.
Microsoft juga memperbarui kebijakan dan prosedur internalnya untuk memastikan bahwa Chatbot AI yang mereka rilis tidak terpapar dengan pesan yang tidak pantas atau membahayakan.
Perlu diingat bahwa peristiwa Tay terjadi beberapa tahun yang lalu dan sejak itu, Microsoft telah melakukan banyak perubahan dan pengembangan dalam teknologi kecerdasan buatan mereka.
Saat ini, Bing Bot telah dirancang untuk memberikan respons yang aman, sesuai etika, dan sesuai dengan kebijakan perusahaan. Microsoft juga memiliki kebijakan dan prosedur yang ketat untuk memastikan bahwa Chatbot AI mereka tidak mengeluarkan pesan yang tidak pantas atau merugikan pengguna.
Karena, ini bagian yang penting, meski Chatbot AI dapat belajar dan meningkatkan kemampuan responsnya, Chatbot AI tidak akan mampu merasakan atau memiliki pengalaman subjektif seperti manusia.
Chatbot AI hanya dapat memberikan respons berdasarkan kemampuan yang telah diprogramkan ke dalam sistem dan interaksi dengan pengguna. (hdl)