Bogor (pilar.id) – Tahun politik memang masih akan berlangsung dua tahun lagi di 2024. Namun, suasana politik sudah terasa sejak saat ini dimana proses pendaftaran partai politik peserta pemilu telah memasuki tahap akhir.
Menghadapi tahun politik yang akan segera tiba, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengajak masyarakat untuk meniru politik yang diterapkan oleh Gus Dur.
Menurut Wakil Ketua PCNU Bogor, Aep Saepudin Muhtar, KH Abdurrahman Wahid yang pernah menjadi Presiden RI keempat tersebut merupakan sosok negarawan yang menjunjung tinggi kemanusiaan. Sehingga, patut menjadi teladan bagi para politisi hari ini.
Hal tersebut, disampaikan oleh Aep Saepudin Muhtar, saat peringatan haul ke-13 Gus Dur di Pondok Pesantren Al-Aziziyah, Parungpanjang, Bogor, Minggu (25/12/2022). Lebih lanjut, Aep juga mengaskan bahwa Gus Dur merupakan sosok teladan yang bukan hanya patut ditiru oleh para politisi tetapi, juga bagi masyarakat umum.
“Gus Dur merupakan perpaduan antara ulama dan cendekiawan yang patut dicontoh untuk para kontestan maupun pemilih pada pemilu yang akan datang,” ujarnya.
Saepudin yang akrab disapa Gus Udin itu menyebutkan, salah satu gaya kepemimpinan Gus Dur yang patut ditiru yaitu tindakan menyatukan semua pihak di tengah gencarnya politik identitas yang digaungkan para kontestan pemilu.
“Beliau menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan persamaan kepada seluruh rakyat Indonesia,” kata Gus Udin.
Selain itu, menurut dia, sosok Gus Dur yang merupakan politisi sekaligus ulama itu kerap kali memberikan pencerahan kepada para kontestan pemilu untuk mampu menyelaraskan kepentingan agama dalam politik.
“Keilmuan dan ketauhidan Gus Dur mampu membawa dan menyatukan seluruh agama untuk saling toleran. Ini waktunya para politisi untuk mencontoh gaya politik Gus Dur agar bangsa tidak terpecah belah,” katanya.
Tak hanya itu, Gus Udin juga mengingatkan kepada para pemilik suara, agar memilih kandidat yang mampu menyatukan seluruh kepentingan rakyat.
“Kita harus mulai mementingkan kualitas para kontestan, jangan sampai politik konvensional yang jelek (politik uang), menjadi celah bangsa kita tidak maju,” tutur Gus Udin. (fat)