Jakarta (pilar.id) – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, menghadiri acara peluncuran Sistem Data Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) yang diselenggarakan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat. Acara ini dihadiri oleh berbagai perwakilan dari Kementerian dan Lembaga terkait.
Peluncuran sistem data Regsosek ditandai dengan penekanan tombol simbolis oleh Menteri PPN/Bappenas RI, Suharso Monoarfa. Data Regsosek merupakan data sosial ekonomi terpadu yang mencakup seluruh penduduk Indonesia, diintegrasikan dengan data dari berbagai Kementerian/Lembaga dan pemerintah daerah. Data ini penting untuk pelaksanaan perencanaan dan penganggaran berbasis bukti yang akurat.
Hak akses data Regsosek diberikan secara simbolis oleh Menteri PPN/Bappenas kepada Pj. Gubernur Adhy dan beberapa perwakilan Kementerian serta pemerintah daerah. Sistem ini dikelola melalui sistem SEPAKAT dengan perlindungan data pribadi yang sesuai dengan UU 27 Tahun 2022.
Pj. Gubernur Adhy menyambut baik peluncuran sistem data Regsosek ini dan berharap data terpadu ini berdampak positif pada proses pembangunan di seluruh Indonesia, khususnya Jawa Timur. “Semoga pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat bisa maksimal, dan Indonesia Emas 2045 dapat terwujud,” ujarnya.
Adhy menekankan bahwa data Regsosek akan memudahkan perencanaan, penganggaran, monitoring, dan evaluasi program untuk pengurangan kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi. “Data ini memfasilitasi analisis dan rekomendasi program intervensi yang tepat sasaran,” tambahnya.
Adhy juga melaporkan bahwa ekonomi Jawa Timur tumbuh 4,81 persen pada triwulan I 2024 secara year-on-year (yoy). Sektor industri pengolahan, perdagangan, dan pertanian menjadi kontributor utama. Investasi Jawa Timur pada triwulan I 2024 mencapai Rp36,2 triliun, meningkat 20,7 persen dibanding triwulan I 2023.
Terkait pengurangan kemiskinan, Adhy menyebutkan bahwa kemiskinan ekstrem di Jawa Timur turun dari 4,4 persen pada 2020 menjadi 0,82 persen pada Maret 2023. “Kami berharap pada 2024, kemiskinan ekstrem di Jawa Timur dapat mencapai 0 persen,” pungkasnya.
Menteri PPN/Bappenas, Suharso Monoarfa, menyatakan bahwa peluncuran data Regsosek merupakan aktualisasi dari arahan Presiden Joko Widodo untuk reformasi perlindungan sosial. “Dengan data Regsosek, diharapkan kita bisa mengatasi kemiskinan ekstrem dan kemiskinan secara umum,” katanya.
Lebih lanjut, Suharso menjelaskan bahwa tahun 2025 adalah awal dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) kedua, yang bertujuan mewujudkan Indonesia Emas pada tahun 2045, bertepatan dengan 100 tahun Indonesia merdeka. “Tahun 2045 adalah tahun untuk membawa kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia,” tandasnya. (rio/ted)