Yogyakarta (pilar.id) – Pencairan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Bahan Bakar Minyak (BBM) Tahap I di Kantor Pos Cabang Utama Kota Yogyakarta, Selasa (13/9/2022) sudah mulai merata. Penyaluran hari ketiga yang dimulai sejak Sabtu lalu ditargetkan dapat selesai minggu ini.
Executive General Manager PT Pos Indonesia (P ersero) Kantor Cabang Utama Yogyakarta, Fahdian Yunardi mengatakan jumlah penerima BLT di Kota Yogyakarta berkisar 22 ribu Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang terbagi di dua Kantor Pos Muja-Muju dan Kantor Pos Gondokusuman, Kota Yogyakarta.
“Kita bikin jadwal sehari itu disini sekitar 2.500, di dua kantor lainnya masing-masing antara 500-800, total di Kota Yogyakarta kita targetkan 4.000 perhari. Sisanya yang tidak mengambil tadi, dia boleh mengambil nanti setelah hari minggu atau sampai dinyatakan berakhir oleh Kemensos,” terangnya saat ditemui Selasa (13/9/2022).
BLT BBM sesuai rencana akan disalurkan selama empat bulan mulai dari September hingga Desember, dengan nominal per bulan yang didapat adalah 150.000 dan total 600.000 yang terbagi menjadi dua, dengan masing-masing 300.000 tiap dua bulan.
Fahdian membahkan, PT Pos Indonesia (Persero) juga melakukan jemput bola, dimana menyediakan layanan antaran untuk KPM yang sakit maupun usia lanjut dapat menerima bantuan sosial tanpa harus ke Kantor Pos.
Meskipun begitu, lanjut Fahdian masih banyak KPM yang tidak mengetahui atau belum tersosialisasikan, namun pihaknya akan memprioritaskan pelayanannya.
Adapun persyaratan untuk mengambil BLT BBM, diantarnya yang bersangkutan datang sendiri membawa surat panggilan, boleh diwakilkan salah satu anggota keluarga dalam satu Kartu Keluarga (KK) yang kemudian mengambil nomor urut, selanjutnya ke meja registrasi untuk pengarahan loket sesuai desa, setelah itu berpindah ke loket pengambilan BLT.
“Prosesnya tidak lama. Kalau tidak ada antrian dalam lima menit selesai, cepat banget tapi tetap valid karena ada proses Face Recognition atau teknologi untuk mengidentifikasi wajah seseotang dimana aplikasi ini yang terhubung ke data kependudukan, sekarang sudah digital” pungkasnya. (riz/din)