Pontianak (pilar.id) – Sebagai upaya meningkatkan inklusi keuangan, menekan angka masyarakat yang tidak tersentuh bank atau unbankable serta memperkuat peran ekonomi termasuk keuangan digital kepada seluruh masyarakat, Bank Indonesia terus berupaya untuk mensosialisasikan mengenai implementasi transaksi pembayaran digital melalui QRIS kepada seluruh lapisan masyarakat termasuk di pasar tradisional.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat, Agus Chusaini menerangkan implementasi pembayaran secara nontunai terutama QRIS memiliki banyak keuntungan diantaranya memilimalisir penggunaan uang palsu sehingga masyarakat dapat merasa aman dalam bertransaksi.
“Selain itu higienis dan tentunya mengikuti perkembangan zaman menuju arah transformasi digital,” terangnya.
Dilihat dari aspek tata kelola, penggunaan QRIS akan memudahkan dalam melakukan pembukuan transaksi usaha serta membangun profil peminjam atau credit profile yang dapat digunakan dalam pengajuan kredit ke lembaga keuangan.
“Berdasarkan data per April 2022, implementasi QRIS di Kalimantan Barat telah mencapai 175.126 pedagang/merchants yang terdiri dari sektor UMKM, rumah ibadah, lembaga pemerintahan, sector pariwisata serta pasar tradisional. pengguna QRIS per triwulan I 2022 telah mencapai 161.218 pengguna/user QRIS,” paparnya.
Diungkapkannya SIAP QRIS Pasar Dahlia menjadi project ketiga SIAP QRIS Pasar Tradisonal setelah implementasi SIAP QRIS pada Pasar Flamboyan pada Desember 2021 serta Pasar Kemuning pada April 2022.
Rencana pelaksanaan launching SIAP QRIS 4 (empat) pasar tradisional di Kota Pontianak yaitu Pasar Kemuning, Pasar Dahlia, Pasar Teratai dan Pasar Mawar akan diadakan pada 4 Juli 2022 secara offline dalam rangkaian kegiatan opening ceremony Saprahan Khatulistiwa.
“Dan merupakan agenda rutin dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat,” pungkasnya. (dinaprihatini)