Surabaya (www.pilar.id) – Ada yang berbeda di jalan trotoar Pusat Surabaya pada tanggal 9 hingga 10 November 2021. Tepatnya di sebrang Hotel Majapahit. Ada penampilan permainan biola tunggal oleh Arul Lamandau yang dilakukan selama 45 jam.
“Acara ini merupakan sambungan dari acara serupa di tahun 2018 di Darmo Kali, saya memainkan Biola tunggal 19 jam, dan sekarang 45, biar jangkep 1945,” jelas Arul yang bermain biola sejak masih duduk di bangku sekolah.
Laki-laki berusia 39 tahun ini, mengaku kegiatan seni musik dipinggir jalan ini, terinspirasi saat dirinya datang ke tempat pengasingan Ir. Soekarno di Ende, Nusa Tenggara Timur. Ketika itu dirinya terenyuh atas perjuangan para masyarakat yang akhirnya berinisiatif melakukan pementasan tunggal di pinggir jalan.
Kegiatan ini juga didukung oleh Pemerintah Kota Surabaya, hal itu dibuktikan saat Wakil Wali Kota, Amruji mendatangi acara tersebut. Arul berkata jika Armuji mendukung adanya kegiatan seni musik ini, karena dirinya berkeinginan jika jalan Tunjungan serupa seperti Malioboro di Jogjakarta.
Adanya kegiatan ini, Arul berharap jika 10 November menjadi hari libur nasional. Agar masyarakat lebih memaknai perjuangan para pejuang yang bukan dari kalangan militer dalam mengusir penjajah
“Kalau hanya upacara, setelah selesai akan dilupakan begitu saja. Kalau dibuat libur akan memaknainya lebih dalam dan masyarakat lebih menghargai jasa para pahlawan,” tutupnya. (jel)