Jakarta (pilar.id) – PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) memberikan dukungan aktif terhadap komitmen negara-negara di ASEAN dalam mengatasi perubahan iklim dan mendorong penggunaan energi ramah lingkungan.
Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-43 yang diselenggarakan di Jakarta, PHR menunjukkan perhatian serius terhadap isu perubahan iklim dan berkomitmen untuk menyediakan energi bersih dan ramah lingkungan di wilayah operasinya di Blok Rokan.
Sebagai bagian dari upaya untuk mendorong transisi ke energi bersih, PHR bermitra dengan PT Pertamina New Renewable Energy (NRE) untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas 25 Megawatt (MW) di Wilayah Kerja (WK) Rokan.
Sebagai perusahaan yang menganut visi global dan berkelanjutan sesuai dengan prinsip ESG (Environmental, Social, dan Governance), PHR memahami bahwa PLTS merupakan salah satu solusi untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan pemanasan global.
Penggunaan panel surya di PLTS dianggap dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan dampak negatif lainnya yang disebabkan oleh sumber energi konvensional.
Keberadaan PLTS di WK Rokan diharapkan akan menciptakan lingkungan yang lebih bersih (green energy) dan berkelanjutan (sustainable).
Corporate Secretary PHR WK Rokan, Rudi Ariffianto, menjelaskan, PLTS yang dibangun di area operasi migas PHR di Rumbai, Duri, dan Dumai akan segera beroperasi. PLTS ini akan terdiri dari instalasi di atas tanah (ground mounted) dan pemasangan panel surya di atap (rooftop). Energi yang dihasilkan oleh PLTS akan digunakan dalam operasi WK Rokan.
Pembangunan PLTS ini juga memiliki dampak positif, yaitu mengurangi emisi karbon sebanyak 23.000 ton per tahun dan mengurangi pemakaian bahan bakar gas sebesar 352 juta metrik standar kaki kubik (MMSCF) per tahun.
Rudi Ariffianto menambahkan bahwa proyek PLTS di WK Rokan memiliki kapasitas 25 MWp pada tahap pertama dan direncanakan akan diperluas menjadi 200 MWp pada tahap kedua. Proyek ini tersebar di lahan seluas 28,16 hektar di tiga lokasi, yaitu Rumbai, Duri, dan Dumai Camp.
Pemanasan global yang disebabkan oleh peningkatan emisi gas rumah kaca adalah masalah serius yang mempengaruhi iklim global. Salah satu langkah penting untuk mengatasi hal ini adalah dengan meningkatkan penggunaan sumber energi terbarukan, seperti panel surya.
“PHR WK Rokan telah memulai langkah ini. Mari kita bersama-sama menjaga keberlanjutan bumi dengan menggunakan energi yang bersih,” tutup Rudi.
PLTS adalah salah satu bentuk energi terbarukan yang ramah lingkungan, dan Indonesia memiliki potensi energi surya yang melimpah. Radiasi harian rata-rata energi surya di Indonesia mencapai 4,8 KWh/m2, menjadikannya salah satu negara yang berpotensi besar dalam pemanfaatan energi surya.
Dengan potensinya yang besar, energi surya diharapkan dapat menjadi sumber utama energi di masa depan, sejalan dengan target pemerintah untuk mempercepat transisi ke energi baru terbarukan (EBT) dan meningkatkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dalam industri energi. (ret/ted)