Jakarta (pilar.id) – Kemiskinan ekstrem dan stunting jadi pokok bahasan yang disampaikan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono saat bertemu dengan para Ketua Rukun Warga (RW) se-Jakarta Barat, Sabtu (4/2/2023).
Pertemuan Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi dengan para Ketua RW tersebut berlangsung di Grand Ballroom Hao Di Fang, Gedung Season City, Tambora dalam acara Guyub Ketua Rukun Warga (RW) se-Jakarta Barat.
Dalam kesempatan tersebut, Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi meminta kepada para pengurus RT dan RW untuk melakukan sinergi bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dalam upaya menurunkan angka kemiskinan ekstrem dan stunting.
“Sesuai arahan Presiden kepada Pemerintah Daerah untuk menurunkan tingkat kemiskinan ekstrem menjadi 0% dan tingkat stunting berada di bawah 14% pada tahun 2024,” kata Heru Budi sebagaimana disampaikan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (4/2/2023).
Heru Budi juga menyampaikan bahwa ia ingin agar Provinsi DKI Jakarta bisa jadi percontohan penurunan kemiskinan ekstrem dan stunting di Indonesia.
Untuk itu, menurut Heru Budi, sinergi antar lembaga dan pemerintahan mulai dari atas hingga tingkat RT dan RW merupakan langkah penting yang harus dilakukan.
Selain melakukan sinergi antar lini, Heru Budi juga menyatakan bahwa Pemprov DKI Jakarta telah membuat beberapa strategi percepatan penurunan kemiskinan ekstrem.
Salah satunya melalui Program Intervensi Kemiskinan Terpadu, dengan memberikan bantuan dan layanan sosial kepada kepada Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) guna meningkatkan kesejahteraan penduduk Jakarta.
Diakui Heru, pengentasan kemiskinan ektrem di Jakarta terkendala sejumlah hal, salah satunya karena pertambahan warga pendatang baru.
“Camat dan lurah perlu dibantu pengurus RT dan RW dalam menangani pendatang baru,” tuturnya.
Sementara, untuk pencapaian target penanganan stunting, Pj Gubernur menyampaikan, Pemprov DKI Jakarta bersinergi dengan Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, BKKBN, dan BPS Provinsi DKI Jakarta untuk melakukan sinkronisasi data dan mengintervensi kasus stunting.
Ia pun mengimbau para pengurus RT dan RW dapat terus membantu para ibu hamil untuk rutin memeriksakan kehamilannya dan para ibu untuk membawa baduta dan balitanya ke Posyandu agar gizi anak dapat terus terpantau.
“Oleh karena itu, Ketua RW bersama Ketua RT dan Dasawisma agar memonitoring kondisi anak terduga stunting untuk memastikan intervensi bantuan yang diberikan sudah tepat sasaran,” ujar Heru. (fat)