Jakarta (pilar.id) – Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi, melakukan inspeksi ke pangkalan gas Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 kilogram (kg) Hj Nurjanah yang berlokasi di Jalan Kerja Bhakti Nomor 16, RT 005 RW 09, Kelurahan Kramat Jati, Kecamatan Kramat Jati.
Dalam kunjungan tersebut, ia menemukan harga gas LPG 3 kg dijual hingga Rp 19.000 per tabung.
Pj Gubernur didampingi oleh Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Jakarta Timur Iin Mutmainnah, Plt Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Suharini Eliawati, serta Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi Provinsi DKI Jakarta Hari Nugroho.
Berdasarkan pantauan tim Suku Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Sudin Kominfotik) Jakarta Timur, tidak terlihat antrean warga di pangkalan tersebut. Hanya beberapa warga yang datang membeli gas.
Harga Eceran Tertinggi (HET) LPG 3 kg di tingkat pangkalan seharusnya sesuai dengan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 4 Tahun 2015, yakni Rp 16.000 per tabung.
“Di Kramat Jati, tadi kita lihat langsung HET-nya Rp 16.000 dan dijual sesuai harga tersebut. Namun, di beberapa wilayah lain, ada yang menjual dengan kisaran Rp 16.000 sampai Rp 19.000,” ujar Teguh, Jumat (07/02/2025).
Untuk mengatasi disparitas harga, Teguh meminta jajarannya meningkatkan pemantauan secara berkala di pangkalan-pangkalan resmi LPG di seluruh Jakarta.
Pemantauan ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi wilayah yang masih mengalami antrean dalam mendapatkan gas bersubsidi.
“Kami telah melakukan pemantauan dan meminta seluruh perangkat wilayah, didukung oleh organisasi perangkat daerah (OPD), untuk memastikan stok LPG 3 kg tetap tersedia. Kami juga telah memetakan daerah yang tidak mengalami antrean, daerah dengan stok memadai, serta daerah dengan keterbatasan stok,” tegasnya. (mad/hdl)