Kupang (pilar.id) – Penjabat (Pj) Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Timur, Isye Adhy Karyono, melakukan kunjungan langsung ke UMKM dan industri kreatif di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Rabu (10/07/2024).
Beberapa UMKM dan industri kreatif yang dikunjungi antara lain UMKM anyaman lontar Lobar Maju dan pengrajin alat musik sasando di Oebelo. Kunjungan ini disambut oleh Pj. Ketua Dekranasda NTT, Sofiana Milawati Kalake, dan para pengrajin anyaman setempat.
Isye menyampaikan apresiasinya kepada para pengrajin yang mampu menghasilkan kerajinan tangan anyaman yang indah dan berkualitas tinggi.
“Anyamannya sangat bagus dan indah. Dari daun lontar bisa menjadi kerajinan tangan seperti tas, tikar, bakul, dompet, dan topi. Ini bukti kalau alam dimanfaatkan dengan baik dan benar bisa mendatangkan ekonomi bagi masyarakat,” ujar Isye.
Isye juga menyebutkan bahwa Jawa Timur memiliki kerajinan anyaman yang beragam, seperti anyaman rotan di Malang, anyaman tas dari daun agel di Madura, serta anyaman daun pandan dari Bojonegoro.
“Jawa Timur juga punya banyak anyaman dari daun seperti daun agel dan daun pandan. Semuanya sudah tembus pasar global, kita sudah berhasil ekspor,” katanya.
Ia berharap kunjungan tersebut dapat membuka peluang kolaborasi dan pengembangan lebih lanjut khususnya untuk kerajinan anyaman di kedua provinsi, baik Jatim maupun NTT. “Mungkin kita bisa berkolaborasi dengan NTT untuk pengembangan kerajinan tangan anyaman lagi,” tambahnya.
Selain mengunjungi UMKM anyaman, Isye juga mengunjungi pengrajin alat musik sasando khas NTT, yang disambut dengan iringan lagu-lagu lokal yang dimainkan dengan alat musik sasando.
Ia menekankan pentingnya melestarikan alat musik tradisional sasando sebagai warisan budaya Indonesia.
“Sasando ini juga dari anyaman lontar. Dan semua orang tahu sasando. Tentunya sebagai warga Indonesia, kita tetap harus mencintai dan menjaga budaya-budaya warisan nenek moyang kita,” pungkasnya.
Kunjungan ini diharapkan dapat meningkatkan sinergi antara pengrajin Jatim dan NTT, mendorong perkembangan industri kreatif, serta memperkuat ekonomi lokal melalui kerajinan tangan yang bernilai seni tinggi. (rio/hdl)