Jakarta (pilar.id) – Procrastination atau dalam Bahasa Indonesia dikenal sebagai penundaan adalah kebiasaan atau kecenderungan seseorang untuk menunda atau menangguhkan tugas-tugas yang seharusnya dilakukan dalam waktu yang ditentukan.
Orang yang mengalami procrastination cenderung enggan atau sulit untuk memulai suatu aktivitas, meskipun mereka menyadari pentingnya atau urgensi dari tugas tersebut.
Procrastination sering kali disebabkan oleh faktor-faktor seperti kurangnya motivasi, rasa malas, ketidakpastian, takut akan kegagalan, atau merasa terlalu terbebani oleh tugas yang harus dilakukan. Seseorang yang mengalami procrastination sering kali menunda pekerjaan dengan melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan atau menghabiskan waktu dengan hal-hal yang kurang produktif.
Procrastination dapat memiliki dampak negatif, seperti peningkatan stres, kecemasan, dan penurunan produktivitas. Selain itu, penundaan yang berlebihan juga dapat mengganggu pencapaian tujuan dan menghambat perkembangan pribadi dan profesional seseorang.
Untuk mengatasi procrastination, penting bagi seseorang untuk mengembangkan keterampilan manajemen waktu, mengatur prioritas, dan meningkatkan motivasi diri.
Mengidentifikasi alasan di balik kecenderungan untuk menunda tugas juga penting, sehingga dapat ditemukan solusi yang sesuai. Selain itu, menciptakan jadwal yang teratur, mengatur batas waktu yang realistis, dan membagi tugas menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dapat membantu mengatasi kecenderungan untuk menunda pekerjaan.
Problem mental dan emosional
Procrastination memiliki kaitan erat dengan aspek mental dan emosional seseorang. Meskipun procrastination dapat terjadi pada setiap orang di berbagai situasi, beberapa individu mungkin lebih rentan terhadap perilaku ini karena faktor-faktor mental tertentu. Beberapa alasan mental yang sering terkait dengan procrastination meliputi hal-hal berikut ini.
- Rasa takut atau cemas: Seseorang mungkin merasa takut menghadapi tugas yang sulit, menantang, atau tidak nyaman. Kecemasan akan kegagalan atau hasil yang tidak memuaskan juga dapat membuat seseorang menunda pekerjaan.
- Perfeksionisme: Jika seseorang memiliki standar yang sangat tinggi dan takut tidak bisa memenuhi ekspektasi mereka sendiri, mereka mungkin menunda pekerjaan untuk menghindari kemungkinan kegagalan atau hasil yang kurang sempurna.
- Motivasi rendah: Ketika seseorang kurang termotivasi atau tidak menemukan minat yang kuat terhadap tugas tertentu, mereka cenderung menunda pekerjaan dan mencari aktivitas lain yang lebih menyenangkan atau menghibur.
- Tidak adanya struktur atau pengaturan waktu yang baik: Kurangnya kemampuan mengatur waktu dengan baik atau kurangnya rencana yang jelas dapat memicu perilaku menunda.
- Gangguan perhatian atau kesulitan fokus: Individu dengan gangguan perhatian, seperti Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), mungkin mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian dan menjaga fokus pada tugas-tugas yang memerlukan waktu dan konsentrasi.
Dalam banyak kasus, procrastination dapat menjadi siklus yang sulit diputuskan. Perilaku menunda tugas dapat meningkatkan stres dan kecemasan, yang pada gilirannya dapat memperburuk kecenderungan untuk terus menunda. Oleh karena itu, penting untuk mengatasi faktor-faktor mental yang mendasari dan mengembangkan strategi efektif untuk mengatasi procrastination. (ret/hdl)