Balikpapan (pilar.id) – PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) terus berkomitmen dalam mendukung pengolahan sampah dan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) melalui Program Corporate Social Responsibility (CSR) unggulan, yakni Program Waste to Energy for Community (Wasteco).
Program ini berhasil memberikan manfaat nyata bagi sekitar 1.250 warga di Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, dengan mendorong penggunaan gas metana yang dihasilkan dari pengolahan sampah organik.
Program Wasteco, yang berlangsung di Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Manggar, melibatkan kerja sama antara PHM dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan.
Dengan berhasilnya program ini, sekitar 1.250 warga di wilayah TPAS Manggar mendapatkan manfaat ekonomi dan lingkungan yang signifikan. Warga dapat memanfaatkan gas metana sebagai sumber energi alternatif untuk aktivitas sehari-hari, serta mendukung usaha ekonomi mereka. Program ini juga memberdayakan 28 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal.
Senior Manager Relations PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), Handri Ramdhani, mengungkapkan bahwa Program Wasteco tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga mendukung ketersediaan akses energi yang lebih terjangkau dan berkelanjutan dari sisi lingkungan.
Saat berkunjung dan berdiskusi dengan warga penerima manfaat, Handri menyampaikan bahwa penghematan biaya memasak keluarga di sekitar TPAS Manggar mencapai sekitar Rp 420 juta per tahun. Ini terjadi dengan mengurangi penggunaan elpiji 3 kg sebanyak 16.800 tabung per tahun.
Dalam konteks ini, Program Wasteco mengadopsi enam teknologi eksplorasi migas untuk mengolah gas metana. Handri menambahkan bahwa program ini telah mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual dan Hak Paten dari Kementerian Hukum & HAM RI.
Ketua UMKM Berkah Gas Metana, Norma, menyampaikan bahwa sebelum adanya Program Wasteco, warga menghabiskan empat hingga lima tabung elpiji 3 kg setiap minggunya. Dengan adanya program ini, mereka dapat menghemat hingga Rp 100 ribu per minggu dan memanfaatkan gas metana untuk usaha dengan keuntungan Rp 500 ribu sampai dengan Rp 1 juta per bulan.
Program Wasteco saat ini berhasil memanfaatkan gas metana sebanyak 820 ribu meter kubik per tahun, yang berasal dari sekitar 164 ribu ton tumpukan sampah di Landfill TPAS Manggar. Sekretaris Kelompok Pengelola Gas Metana, Nurlita, berharap program ini dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat yang lebih baik lagi demi peningkatan ekonomi masyarakat.
Kepala UPTD TPAS Manggar, Kota Balikpapan, Mochamad Haryanto, menggarisbawahi bahwa sampah di Landfill TPAS Manggar memiliki potensi menghasilkan 1,5 juta meter kubik gas metana per tahun. Haryanto menekankan pentingnya mengelola dan memanfaatkan potensi besar ini untuk kepentingan masyarakat.
Manager Communications Relations & CID PHI, Dony Indrawan, menjelaskan bahwa Program Wasteco merupakan salah satu program CSR unggulan perusahaan di bidang lingkungan.
Ini sejalan dengan komitmen perusahaan untuk mendukung pelestarian lingkungan, konservasi kehati, pengurangan emisi, efisiensi energi, dan pengolahan limbah/sampah.
Dony menambahkan bahwa perusahaan berencana mengintegrasikan berbagai program CSR lingkungan dalam program yang dinamakan Energi Lestari Bumi Kalimantan (ELBK).
Untuk mendukung keberlanjutan program dan menginspirasi lokasi lain, Program Wasteco dan TPAS Manggar dijadikan sebagai tempat edukasi keberhasilan pemanfaatan EBT gas metana.
Dony menyebutkan bahwa TPAS Manggar kini menjadi destinasi edukasi bagi pelajar, mahasiswa, pelaku usaha, dan instansi pemerintah.
Setiap hari, ada kunjungan dari berbagai sekolah dan universitas di Samarinda dan Balikpapan, serta dari luar kota. Tidak hanya itu, tamu-tamu dari luar negeri seperti pemerintah Jepang, Jerman, dan Korea Selatan juga datang berkunjung untuk melihat implementasi Program Wasteco ini.
Program Wasteco bukan hanya memberikan manfaat ekonomi langsung kepada masyarakat tetapi juga berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).
Terutama, dalam mendukung Tujuan 7 tentang Energi Bersih dan Terjangkau serta Tujuan 8 tentang Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi. Program ini juga berhasil mengurangi emisi sebanyak 296.356 ton CO2eq per tahun, sejalan dengan SDGs Tujuan 13 tentang Penanganan Perubahan Iklim. (riq/hdl)