Jakarta (pilar.id) – Direktur Operasi PT Bio Farma, M Rahman Roestan mengatakan, kapasitas produksi vaksin Indovac per tahun sebanyak 20 juta per tahun. Namun, Roestan mengaku siap meningkatkan jumlah produksi untuk mencukupi kebutuhan pasar domestik maupun ekspor.
“Ketika nanti dibutuhkan untuk berkontribusi secara global, kita akan bertahap ke arah 100 juta dosis per tahun,” kata Roestan, di Jakarta, Jumat (30/9/2022).
Sementara itu, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito menjelaskan, pihaknya telah melakukan evaluasi yang dikaitkan dengan aspek khasiat, keamanan, dan mutu untuk vaksin tersebut. Menurutnya, tidak ada laporan kematian yang terkait dengan pemberian vaksin Indovac.
Sedangkan untuk efek samping vaksin yang dilaporkan, umumnya ringan, seperti nyeri lokal 13 persen (mialgia/nyeri otot). “Jadi keamanannya dapat dijamin,” tegas Penny.
Dengan mempertimbangkan aspek keamanan dan efikasi, BPOM menyetujui vaksin Indovac dengan indikasi imunisasi aktif untuk pencegahan Covid-19. Vaksin Indovac dapat digunakan untuk individu berusia 18 tahun ke atas.
“Untuk vaksinasi primer yang diberikan 2 dosis suntikan, dengan interfal 28 hari,” kata Penny.
Ia juga menyampaikan, vaksin Indovac akan diproduksi mulai dari hulu hingga hilir di dalam negeri. Ia berharap keluarnya Indovac akan meningkatkan excellency di mata internasional.
“Ini suatu momen yang penting ya untuk produk MRNA juga sudah bertahap akan kita kuasai teknologinya,” kata Penny. (ach/fat)