Jakarta (www.pilar.id) – Sebagai Regional Kalimantan Subholding Upstream, PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) berhasil melampaui target produksi migas yang telah ditetapkan dengan tingkat produksi rata-rata sampai triwulan ketiga 2021 untuk minyak sebesar 62,95 ribu barel per hari (mbopd) dan gas sebesar 684,34 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd).
Seperti dikatakan Direktur Utama PHI, Chalid Said Salim, PHI terus melakukan langkah-langkah strategis dalam aspek bisnis dan operasional untuk memastikan keenomian aset sehingga dapat memberikan manfaat dan nilai kepada seluruh pemangku kepentingan secara berkelanjutan.
“Sebagai pengelola wilayah kerja eks terminasi yang telah dioperasikan lebih dari 50 tahun, kami melakukan berbagai upaya untuk memaksimalkan cadangan dan produksi dari lapangan-lapangan migas yang sudah mature serta memelihara keekonomian aset. Kami berhasil mengelola penurunan produksi alamiah (natural production declining rate) sumur-sumur migas yang saat ini sudah mencapai lebih dari 50 persen menjadi sekitar belasan persen saja,” jelasnya.
Lebih lanjut Chalid mengatakan, kontribusi produksi migas Regional Kalimantan yang terbesar berasal dari Wilayah Kerja Mahakam yang dioperasikan oleh salah satu anak perusahaan PHI, yaitu PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM). Pada triwulan ketiga ini, PHM berhasil mencapai kinerja produksi minyak 109.35 persen dan gas 109.09 persen dari target yang sudah ditetapkan dengan rata-rata sebesar 23.46 mbopd untuk minyak dan sebesar 490.37 mmscfd untuk gas.
“Di PHM, kami berhasil menerapkan beragam inovasi untuk memaksimalkan penambahan cadangan dan produksi melalui kegiatan interpretasi seismik yang sistematis, efektif, dan efisien, pengelolaan sumur-sumur bertekanan rendah, reaktivasi dan optimalisasi sumur-sumur abandoned, pemakaian rigless temporary abandonment, serta program Locomotive-8,” imbuh Chalid.
PHI, lanjutnya, berkomitmen untuk terus berinvestasi dalam proyek-proyek pengembangan aset-aset migas yang ada saat ini dan mengeksplorasi lapangan-lapangan migas baru.
“Kami percaya, komitmen dan usaha kami dapat menghasilkan produksi migas yang diperlukan untuk mendukung kebutuhan energi nasional dan memberikan nilai bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah dan masyarakat Indonesia.”
Selain kinerja produksi yang melebihi target, PHI sebagai Regional Kalimantan pun memastikan kinerja keselamatan menjadi prioritas utama dalam menjalankan operasi dan bisnis migasnya. Sampai dengan bulan September ini, PHI berhasil mencapai lebih dari 52 juta jam kerja tanpa kecelakaan dengan nilai Total Recordable Incident Rate (TRIR) sebesar 0,16 dibandingkan 0,53 nilai TRIR yang masih diperbolehkan.
PHI dibawah pengelolaan Subholding Upstream sebagai Regional Kalimantan berkomitmen untuk mengatasi berbagai tantangan bisnis dan operasional selama pandemi, menjalankan operasi migas yang selamat, efektif, efisien dan ramah lingkungan, serta mendukung transformasi organisasi Pertamina untuk mencapai aspirasi sebagai global energy company champion dengan nilai pasar 100 miliar dolar. (hdl)