Bengkulu (pilar.id) – PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP) Nonpetikemas Cabang Bengkulu bersama PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 2 Bengkulu mengadakan HSSE Forum yang berlangsung pekan ini. Acara ini ditutup dengan penandatanganan komitmen bersama untuk meningkatkan penerapan prinsip keselamatan, kesehatan, keamanan, dan lingkungan kerja (HSSE) di kawasan pelabuhan.
Langkah ini menunjukkan komitmen kuat semua pihak, termasuk stakeholder pelabuhan, untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan berkelanjutan.
Forum ini menghadirkan dua narasumber utama. Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Bengkulu, Syarif, menekankan pentingnya mematuhi regulasi keselamatan kerja sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan pekerja.
Sementara itu, Asisten Senior Manager HSSE PTP Nonpetikemas, Arif Paksi, memaparkan strategi implementasi HSSE, termasuk mitigasi risiko demi operasional pelabuhan yang aman dan efisien.
“Keselamatan kerja bukan hanya tentang kepatuhan, tetapi juga memastikan kesejahteraan pekerja di sektor kepelabuhan,” ujar Syarif.
Arif menambahkan bahwa penerapan HSSE melibatkan kebijakan dan prosedur ketat serta pemantauan risiko melalui teknologi seperti dashboard HSSE.
Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk General Manager PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 2 Bengkulu, S Joko; Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas III Pulau Baai, M Israyadi; serta perwakilan dari APBMI, INSA, dan koperasi tenaga kerja bongkar muat. Kehadiran para pihak ini menunjukkan sinergi untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman.
Komitmen yang ditandatangani akan diimplementasikan melalui kebijakan yang memastikan keselamatan kerja, penyediaan fasilitas sesuai standar, dan sosialisasi rutin terkait penerapan HSSE. Forum serupa juga akan dilakukan secara berkala untuk meningkatkan kesadaran keselamatan kerja di sektor pelabuhan.
Fiona Sari Utami, Senior Manager Sekretaris Perusahaan PTP Nonpetikemas, menyampaikan bahwa upaya transformasi HSSE dilakukan secara konsisten untuk menciptakan bisnis pelabuhan yang aman dan berkelanjutan.
“Perusahaan terus berkomitmen mengidentifikasi dan mengurangi risiko utama seperti kecelakaan kerja, pencemaran lingkungan, dan gangguan keamanan,” ujar Fiona. Ia juga menyoroti pentingnya pemantauan real-time melalui dashboard HSSE dan pelaksanaan sosialisasi prosedur kerja.
Melalui sinergi bersama stakeholder, penerapan standar HSSE diharapkan dapat mendukung kelancaran operasional pelabuhan, meningkatkan keselamatan kerja, serta memberikan manfaat positif bagi masyarakat sekitar. Upaya ini selaras dengan visi menciptakan lingkungan kerja yang aman, efisien, dan ramah lingkungan. (hdl)