Jakarta (pilar.id) – Industri asuransi umum terus menjadi sorotan pelaku pasar di tengah tantangan ekonomi global. Di antara emiten sektor asuransi umum, PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) menunjukkan kinerja keuangan yang paling solid, menjadikannya unggul dalam menghadapi tantangan makroekonomi.
Kharel Devin, analis Trimegah Sekuritas, mengungkapkan bahwa ketegangan geopolitik dan kebijakan ekonomi Donald Trump, Presiden AS terpilih, memicu gejolak di pasar keuangan global. Sektor asuransi umum pun mendapat dampak dari kondisi tersebut, selain sektor perbankan.
“Terpilihnya Trump dan kebijakan tarifnya telah memicu capital outflow yang signifikan, menekan saham perbankan. Namun sektor asuransi umum, termasuk saham TUGU, layak mendapat perhatian karena mengelola risiko di tengah ketidakpastian ini,” jelas Kharel.
Saham TUGU Diakumulasi Investor Asing
Meski banyak investor asing melepas saham big banks senilai triliunan rupiah sepanjang 2024, saham TUGU justru menarik inflow sebesar Rp 60 miliar. “Meski nilainya kecil, dibandingkan likuiditasnya ini signifikan,” kata Kharel.
Kinerja solid TUGU menjadi daya tarik utama. Per Oktober 2024, Risk-Based Capital (RBC) TUGU mencapai 512 persen, unggul dibandingkan median industri yang hanya memiliki empat emiten dengan RBC di atas 500 persen.
Rasio kecukupan investasi (RKI) TUGU juga mencapai 621 persen, jauh di atas rata-rata industri di angka 261 persen.
Efisiensi Operasional dan Keunggulan Investasi
Rasio keuangan TUGU juga mencerminkan efisiensi yang luar biasa. Rasio perimbangan hasil investasi terhadap premi neto mencapai 27 persen, tertinggi di antara perusahaan asuransi umum yang tercatat di bursa, dibandingkan rata-rata 10 persen pada industri serupa.
“Rasio beban operasional TUGU hanya 42 persen, terendah di antara kompetitornya yang memiliki median 100 persen. Ini menunjukkan efisiensi luar biasa dalam operasional bisnis inti,” tambah Kharel.
Saham TUGU Stabil di Tengah Volatilitas Pasar
Kinerja saham TUGU sepanjang 2024 tetap stabil, hanya terkoreksi 0,5 persen, jauh lebih baik dibandingkan IHSG yang turun 2,9 persen pada periode yang sama.
Menurut Kharel, valuasi TUGU yang masih murah membuka peluang investasi besar, terutama bagi investor yang mencari saham dengan fundamental kuat.
“Kinerja keuangan TUGU yang tumbuh dua digit sepanjang 2024 mencerminkan kemampuan perusahaan mengelola risiko di tengah tantangan global, menjadikannya menarik untuk masuk ke dalam portofolio investasi,” pungkasnya. (hdl)