Surabaya (pilar.id) – Pemerintah Kota Surabaya terus melakukan inovasi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sebagai langkah terbaru, RSUD Dr. Soewandhie mengumumkan perubahan skema antrean pasien yang menggunakan layanan BPJS Kesehatan.
Direktur Utama RSUD Dr. Soewandhie, dr. Billy Daniel Messakh, menyatakan bahwa perubahan ini bertujuan untuk mencegah penumpukan pasien dan meningkatkan efisiensi pelayanan.
“Pendaftaran pasien BPJS Kesehatan akan mengadopsi sistem fingerprint untuk mendeteksi identitas diri pasien. Ini adalah langkah penting dalam evaluasi RSUD Dr. Soewandhie untuk memastikan pelayanan terbaik bagi masyarakat,” ujar dr. Billy pada Senin (27/11/2023).
Menurut penjelasan dr. Billy, perubahan skema antrean ini didasarkan pada hasil survei lapangan yang menunjukkan adanya ketidaksesuaian nomor urut antrean pasien, menyebabkan penumpukan di RSUD Dr. Soewandhie. Oleh karena itu, RSUD Dr. Soewandhie akan mulai menerapkan perubahan ini pada Selasa (28/11/2023).
Jika ada pasien yang tidak datang sesuai jadwal antrean, dr. Billy menegaskan bahwa mereka tidak akan diperbolehkan masuk dan dilayani terlebih dahulu. RSUD Dr. Soewandhie juga sedang menyiapkan ruang tunggu khusus untuk pasien BPJS Kesehatan.
“Tempatnya di luar, hari ini kita siapkan. Setelah pasien mendaftar lewat satu pintu, mereka dapat masuk. Penggunaan fingerprint akan memudahkan pendataan antara rumah sakit dengan BPJS Kesehatan,” tegasnya.
Bagi pasien BPJS Kesehatan yang belum pernah mendaftar di RSUD Dr. Soewandhie, mereka diminta untuk mendaftar terlebih dahulu di tempat pendaftaran pasien BPJS. Proses pendaftaran antrean BPJS Kesehatan menggunakan fingerprint tidak hanya mempermudah administrasi, tetapi juga bertujuan untuk mengantisipasi penyalahgunaan kartu BPJS Kesehatan.
“Kami akan mengajak pasien untuk mendaftar terlebih dahulu di tempat pendaftaran pasien BPJS. Pendaftaran menggunakan fingerprint juga dapat mengatasi masalah penyalahgunaan kartu BPJS yang kami temui di lapangan,” ungkapnya.
dr. Billy menambahkan bahwa sistem fingerprint juga membantu dalam mengidentifikasi pasien BPJS, serta memastikan bahwa pasien yang menggunakan kartu BPJS milik orang lain tidak dapat dilayani. RSUD Dr. Soewandhie memiliki sistem yang terintegrasi dengan BPJS Kesehatan, memungkinkan pasien rujukan dari Puskesmas untuk segera dilayani setelah pendaftaran menggunakan fingerprint.
“Ini adalah regulasi dari BPJS, dan dengan sistem fingerprint ini, kami dapat meningkatkan efisiensi pelayanan dan menghindari penumpukan pasien,” pungkas dr. Billy. (rio/ted)