Surabaya (pilar.id) – Seperti banyak diberitakan, belakangan beberapa negara di Asia mengalami gelombang panas atau heat wave. Berdasarkan informasi dari BMKG, beberapa negara seperti India, Myanmar, Thailand, dan Laos mencatat rekor tertinggi suhu maksimum di wilayahnya masing-masing.
Meskipun Indonesia tidak mengalami hal tersebut, suhu panas di Indonesia ikut meningkat dan banyak masyarakat yang mengeluhkan kondisi cuaca akhir-akhir ini. Namun, perlu diingat bahwa cuaca panas dapat membahayakan kesehatan tubuh karena paparan sinar ultraviolet (UV) dari matahari dapat berbahaya bagi kulit.
Untuk melindungi kulit dari bahaya sinar UV, Ahli Dermatologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dr. Irmadita Citrashanty SpKK(K) FINSDV FAADV membagikan beberapa tips sebagai berikut.
Pertama, Irmadita menyarankan agar masyarakat tidak keluar rumah pada saat matahari terik atau sekitar jam 11-13 siang. Hal tersebut dikarenakan indeks UV tertinggi berada pada jam tersebut sehingga berbahaya untuk kulit jika terpajan langsung oleh sinar matahari.
Kedua, jika terpaksa harus keluar rumah pada saat jam tersebut, masyarakat dapat memakai perlindungan fisik untuk melindungi kulit dari pajanan sinar matahari seperti topi, baju lengan panjang dengan warna gelap, payung, dan kacamata.
Ketiga, Irmadita menyarankan agar masyarakat menggunakan sunscreen dengan SPF 30 PA+++ karena jenis sunscreen tersebut efektif melindungi kulit dari paparan sinar UVA dan UVB.
Jangan lupa untuk mengaplikasikan atau menggunakan ulang penggunaan sunscreen setiap 3-4 jam sekali apabila akan terpapar sinar matahari lagi karena sunscreen bisa terhapus oleh keringat sehingga efektivitasnya akan berkurang.
Lebih lanjut, Irmadita menjelaskan beberapa macam bahaya jika kulit terpapar oleh sinar UV. Pertama, kulit dapat mengalami sunburn atau luka bakar karena pajanan sinar matahari yang berlebihan. Gejala yang dapat timbul yaitu kulit kemerahan, perih, dan luka lecet.
Kedua, pajanan sinar UV juga dapat mengakibatkan penuaan dini yang ditandai dengan hiperpigmentasi, kerutan wajah, kekenduran kulit, dan keratosis seboroik atau kutil yang muncul lebih awal dari usia.
Terakhir, pajanan sinar UV juga dapat meningkatkan risiko kanker kulit meskipun insidensi kanker kulit di Indonesia dan negara-negara Asia cenderung lebih rendah dibandingkan ras kulit putih di negara-negara barat. (ret/hdl)