Pilar.IDPilar.ID
  • Pilar Kini
  • Pilar Ekonomi
  • Pilar Olahraga
  • Pilar Gaya
  • Pilar Budaya
  • Pilar Visual
  • Pilar Muda
  • Pilar Wanita
  • Pilar Khas
  • Indeks
Facebook Instagram YouTube
TRENDING
  • BMKG: Jaga Kondisi Tubuh, Cuaca Panas Terik Berlanjut Hingga Oktober 2023
  • Survei Indikator: Kuat dalam Sosialisasi, PAN Lolos Parliamentary Threshold
  • Lalu Muhammad Zohri Melaju ke Final 100 Meter Putra Asian Games 2022
  • Tulis Biografi Jokowi dalam Bahasa Korea, Dirut PLN Darmawan Prasodjo Raih Penghargaan MURI
  • Sebarkan Energi Baik di HUT ke-18, PEPC Pertegas Komitmen Kinerja Keberlanjutan
  • Sinopsis Birds of Prey (2020): Aksi Harley Quinn, Antihero Gila yang Selalu Mencuri Perhatian
  • Satgas Damai Cartenz Lumpuhkan 5 KST Papua di Pegunungan Bintang
  • Hutama Karya Lakukan Langkah Pencegahan Dini untuk Antisipasi Karhutla di Jalan Tol
Facebook Instagram YouTube Twitter TikTok RSS
pilar pemilu
Pilar.IDPilar.ID
  • Pilar Kini
  • Pilar Ekonomi
  • Pilar Olahraga
  • Pilar Gaya
  • Pilar Budaya
  • Pilar Visual
  • Pilar Muda
  • Lainnya
    • Pilar Pemilu
    • Pilar Khas
    • Pilar Bola
    • Pilar Jakarta
    • Pilar Jatim
    • Pilar Wanita
    • Indeks
Pilar.IDPilar.ID
Home»Esai»Sakralisasi Satwa, Jalan Suci Menjaga Hewan dari Kepunahan
Esai

Sakralisasi Satwa, Jalan Suci Menjaga Hewan dari Kepunahan

Hendro D. Laksono6 Agustus 2023 15:36 WIB
Facebook Twitter LinkedIn Email WhatsApp

Ada banyak spesies burung yang disakralkan di Indonesia. Di antaranya burung garuda, yang dianggap sebagai representasi lambang negara Indonesia. Selain itu ada lagi burung enggang, burung yang disakralkan oleh suku Dayak dan dianggap sebagai simbol kekuatan dan keagungan.

Maleo adalah burung yang hanya bertelur sekali dalam setahun dan dianggap sebagai simbol kesuburan. Dan cendrawasih adalah burung yang terkenal dengan keindahan bulunya dan dianggap sebagai simbol kecantikan.

Burung-burung yang disakralkan di Indonesia ini merupakan bagian penting dari budaya dan tradisi masyarakat Indonesia. Mereka dianggap sebagai simbol yang membawa keberuntungan dan perlindungan.

Tradisi sakralisasi satwa, sejatinya terjadi dimana saja. Tradisi penyucian satwa ini kadang tumbuh sebagai praktik keagamaan atau kepercayaan di berbagai budaya di seluruh dunia. Praktik ini melibatkan pemberian status sakral atau suci kepada satwa tertentu, dan sering kali dianggap sebagai perantara antara dunia manusia dan roh-roh atau kekuatan gaib.

Sakralisasi satwa terjadi dimana saja. Tradisi penyucian satwa ini kadang tumbuh sebagai praktik keagamaan atau kepercayaan, juga budaya di seluruh dunia.

Satwa yang disakralkan berbeda-beda tergantung pada budaya dan kepercayaan yang ada di masyarakat tertentu. Misalnya sapi, yang oleh sebagian besar masyarakat Hindu di India dianggap suci, dan dihormati karena simbol kesuburan dan kehidupan.

Di Thailand, gajah dianggap sebagai makhluk yang berhubungan dengan spiritualitas dan memiliki makna simbolis yang dalam. Sementara di beberapa negara di Asia dan Afrika, ular dianggap memiliki kekuatan magis dan simbolis dalam kehidupan mereka.

Baca Juga  Penyelundupan Puluhan Gagak Hitam Ilegal Berhasil Digagalkan Polisi

Sakralisasi satwa tumbuh menjadi kekuatan atau faktor yang membantu menjaga keberadaan dan perlindungan terhadap spesies tersebut. Ketika suatu satwa dianggap suci atau sakral oleh masyarakat tertentu, hal ini dapat memberikan keuntungan bagi keberlanjutan spesies tersebut.

Di luar itu, ada beberapa alasan mengapa sakralisasi satwa dapat berkontribusi pada konservasi dan pelestarian spesies. Misal, ketika satwa dianggap suci atau sakral, orang-orang lebih cenderung untuk menghormatinya dan memperlakukan dengan baik. Praktik ini dapat mengurangi eksploitasi dan perburuan liar yang berlebihan terhadap spesies tersebut.

Di sisi lain, simpul penghormatan antara agama, kepercayaan, tradisi, makin menguat saat pemerintah turut andil lewat regulasi yang jelas menguatkan. Sebagai contoh larangan pemburuan. Dalam beberapa masyarakat yang menghormati dan menyakralkan satwa tertentu, pemburuan atau perburuan liar atas satwa tersebut dianggap sebagai tindakan tabu atau dilarang. Larangan ini membantu melindungi populasi satwa dari ancaman pemburuan berlebihan.

Hendro D. Laksono
Hendro D. Laksono, Redaktur Pelaksana Pilar.ID

Upaya konservasi lingkungan juga mendukung upaya tegas untuk menjaga tempat sakral atau suci bagi satwa adalah kawasan yang dijaga secara khusus untuk tujuan keagamaan. Hal ini dapat menyebabkan area tersebut dijaga dengan lebih baik dan membantu mencegah perusakan lingkungan yang dapat mempengaruhi habitat satwa tersebut.

Sakralisasi satwa juga dapat berperan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya perlindungan satwa dan habitatnya. Hal ini dapat menyebabkan orang-orang lebih peduli dan berkontribusi dalam upaya konservasi.

Baca Juga  Dua Burung Langka Probolinggo ini Tarik Minat Wisatawan Mancanagera

Meskipun sakralisasi satwa dapat memberikan manfaat dalam menjaga keberadaan suatu spesies, tetap penting untuk memastikan bahwa langkah-langkah konservasi ilmiah juga diterapkan.

Konservasi yang efektif memerlukan pendekatan ilmiah yang berdasarkan pada pemahaman tentang ekologi dan ekosistem yang melibatkan satwa-satwa tersebut. Upaya konservasi yang holistik dan berkelanjutan melibatkan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi lingkungan untuk mencapai keberlanjutan dan keberhasilan dalam pelestarian satwa-satwa yang sakral ini.

Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Arsip Pilar.id

 

Satwa Langka

Berita Lainnya

Penyelundupan Puluhan Gagak Hitam Ilegal Berhasil Digagalkan Polisi

26 Maret 2023 17:00 WIB

Dua Burung Langka Probolinggo ini Tarik Minat Wisatawan Mancanagera

15 November 2022 13:49 WIB

Leave A Reply Cancel Reply

Langkah PT Hutama Karya untuk mengantisipasi potensi Karhutla, terutama di sekitar jalan tol (foto: istimewa)
Pameran manuskrip kuno di Gedung Merah Putih, Balai Pemuda, Surabaya (foto: Dok Disperpusip Jatim)
Presiden Jokowi bersama sejumlah menteri menikmati udara pagi sembari meninjau perkembangan pembangunan IKN dari atas bukit (foto: BPMI Setpres)
Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo bersama Kevin Sanjaya Sukamuljo saat berkunjung ke Pelatnas Asian Para Games (foto: Dok Kemenparekraf)
Berita Pilihan
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (foto: Facebook @amanatnasional)

Survei Indikator: Kuat dalam Sosialisasi, PAN Lolos Parliamentary Threshold

30 September 2023 21:01 WIB
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, penulis buku 'Jokowi Mewujudkan Mimpi Indonesia'

Tulis Biografi Jokowi dalam Bahasa Korea, Dirut PLN Darmawan Prasodjo Raih Penghargaan MURI

30 September 2023 20:26 WIB
Langkah PT Hutama Karya untuk mengantisipasi potensi Karhutla, terutama di sekitar jalan tol (foto: istimewa)

Hutama Karya Lakukan Langkah Pencegahan Dini untuk Antisipasi Karhutla di Jalan Tol

30 September 2023 17:33 WIB
Pameran manuskrip kuno di Gedung Merah Putih, Balai Pemuda, Surabaya (foto: Dok Disperpusip Jatim)

Hari Aksara Internasional 2023, Disperpusip Jatim Pamerkan Naskah Kuno Jawa Timuran

30 September 2023 16:58 WIB
Khofifah Indar Parawansa

Peringati Hari Jantung Sedunia, Ini Pesan Gubernur Khofifah untuk Masyarakat

29 September 2023 20:24 WIB
Berita Lainnya
Ilustrasi Kota Jakarta (foto: Rendy Novantino, unsplash)

BMKG: Jaga Kondisi Tubuh, Cuaca Panas Terik Berlanjut Hingga Oktober 2023

30 September 2023 21:10 WIB
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (foto: Facebook @amanatnasional)

Survei Indikator: Kuat dalam Sosialisasi, PAN Lolos Parliamentary Threshold

30 September 2023 21:01 WIB
Lalu Muhammad Zohri meraih medali perunggu di cabang olahraga Atletik SEA GAMES 2023 (foto: dok kemenpora)

Lalu Muhammad Zohri Melaju ke Final 100 Meter Putra Asian Games 2022

30 September 2023 20:46 WIB
banner
© 2023 pilar.ID | beritajatim.com network
  • Beranda
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Arsip Berita
  • Indeks

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.