Gresik (pilar.id) – Masjid Jami’ Gresik, juga dikenal sebagai Masjid Alun-Alun Gresik, merupakan salah satu masjid bersejarah di Kabupaten Gresik. Terletak di Kelurahan Pekauman, Kecamatan Gresik, masjid ini memiliki nilai historis yang kuat sebagai pusat peribadatan dan dakwah Islam di wilayah tersebut.
Masjid ini pertama kali didirikan oleh Nyai Ageng Pinatih pada tahun 1458 saat ia menjabat sebagai Syahbandar Pelabuhan Timur di era Kerajaan Majapahit.
Awalnya, masjid ini berlokasi di tanah lapang di sekitar Kelurahan Kebungson, dekat pelabuhan Teluk Lamong.
Namun, karena meningkatnya jumlah jamaah dan kebutuhan ruang ibadah yang lebih luas, serta insiden kebakaran, masjid ini dipindahkan ke lokasi baru.
Pemindahan lokasi pertama terjadi pada 1712, saat Kabupaten Gresik dipimpin oleh Tumenggung Pusponegoro. Masjid dipindahkan ke dekat pondok pesantren Sunan Maulana Malik Ibrahim, yang kini menjadi kawasan Alun-Alun Kabupaten Gresik.
Kebakaran dan Renovasi
Sejak awal berdiri, Masjid Jami’ Gresik mengalami beberapa kali kebakaran yang mengharuskan renovasi besar-besaran. Kebakaran pertama terjadi pada 1712, disusul insiden serupa pada 1786 dan 1796.
Kemudian, masjid kembali tersambar petir pada 1927, menyebabkan kerusakan berat terutama pada bagian atap. Akibatnya, masjid direnovasi dan diperluas hingga selesai pada 1929.
Proses renovasi tidak hanya mempertahankan arsitektur Nusantara dengan penggunaan Soko Guru dan Soko Rowo, tetapi juga mengadopsi teknik konstruksi kolonial.
Salah satu elemen penting dari renovasi adalah penggunaan batu granit merah sebagai simbol kekuatan dan keberlanjutan bangunan.
Pengembangan Masjid dari Masa ke Masa
Perkembangan terus berlanjut dengan berbagai tambahan bangunan, seperti:
- 1955: Dibangun serambi utara dan selatan, serta tempat wudhu bawah tanah.
- 1977: Ditambahkan bangunan bertingkat di sisi kanan dan kiri serambi.
- 1978: Kantor pengelola masjid dan tempat wudhu baru di bagian utara dan selatan.
- 1982: Pembangunan kantor baru di bagian selatan.
Kini, Masjid Jami’ Gresik tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga menjadi salah satu destinasi wisata religi, mengingat lokasinya yang hanya sekitar 300 meter dari makam Sunan Maulana Malik Ibrahim.
Sebagai salah satu masjid tertua di Indonesia, Masjid Jami’ Gresik tetap menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sejarah yang dijaga dengan baik. Dengan segala peristiwa yang telah dilalui, masjid ini menjadi simbol ketahanan serta perkembangan Islam di Gresik yang terus lestari hingga kini. (usm/hdl)