Jakarta (pilar.id) – Anacondas: The Hunt for the Blood Orchid adalah sebuah film horor petualangan Amerika Serikat yang dirilis pada tahun 2004. Film ini merupakan sekuel dari Anaconda yang dirilis pada tahun 1997. Film ini disutradarai oleh Dwight H. Little dan ditulis oleh Hans Bauer dan Jim Cash.
Meski disebut sekuel, dua film ini sama sekali berbeda. Anacondas: The Hunt for the Blood Orchid (2004) memiliki setting cerita di Pulau Kalimantan. Sementara Anaconda (1997) di hutan Amazon.
Meski demikian Anacondas: The Hunt for the Blood Orchid disebut-sebut sebagai sekuel spiritual yang berbagi elemen dasar dengan film asli, yaitu ular anaconda raksasa sebagai ancaman utama. Namun, karakter, lokasi, dan alur cerita adalah berbeda, dan kisahnya berdiri sendiri.
Dua film Anaconda ini juga memiliki tim produksi dan daftar pemain yang berbeda. Anacondas: The Hunt for the Blood Orchid ditulis Dwight H. Little dan John Claflin, serta Daniel Zelman, sementara film Anaconda disutradarai oleh Luis Llosa dan ditulis oleh Hans Bauer dan Jim Cash.
Film ini dibintangi Johnny Messner, KaDee Strickland, Morris Chestnut, dan lainnya, yang berbeda dari daftar pemain di Anaconda, yang dibintangi oleh Jennifer Lopez, Ice Cube, dan Jon Voight.
Film ini sendiri berkisah tentang sekelompok ilmuwan, penjelajah, dan tentara swasta bergabung dalam sebuah ekspedisi ke hutan hujan Kalimantan, Borneo.
Mereka mencari bunga Blood Orchid, yang dikenal memiliki sifat memperpanjang umur. Namun, mereka harus menghadapi bahaya besar di hutan tersebut, termasuk ular anaconda raksasa yang sangat mematikan.
Anacondas: The Hunt for the Blood Orchid menerima tanggapan campuran dari para kritikus. Film ini lebih fokus pada elemen horor dan aksi daripada pengembangan karakter, dan itu menghadirkan adegan-adegan dengan efek khusus ular yang mematikan.
Meskipun tidak mendapat pujian kritis yang besar, film ini cukup sukses secara komersial dan merupakan hiburan bagi penonton yang menyukai film-film dengan unsur horor hewan mengerikan.
Dari segi kesuksesan komersial, Anaconda yang dirilis pada tahun 1997 cenderung lebih sukses daripada Anacondas: The Hunt for the Blood Orchid yang dirilis pada tahun 2004.
Anaconda meraih kesuksesan besar di box office dan mendapatkan popularitas, meskipun menerima tinjauan yang bercampur dari para kritikus. Film ini memiliki anggaran yang lebih besar dan mampu mendapatkan lebih banyak perhatian pada saat perilisannya.
Sebaliknya, Anacondas: The Hunt for the Blood Orchid adalah sekuel yang mungkin tidak sepopuler film aslinya dan menerima tinjauan yang lebih campur aduk. Walaupun sekuel ini mungkin masih berhasil secara komersial, performanya cenderung tidak sebaik Anaconda. (ret/ted)