Jakarta (pilar.id) – Beirut adalah film drama-thriller Amerika yang dirilis pada tahun 2018. Film ini disutradarai oleh Brad Anderson dan dibintangi oleh Jon Hamm, Rosamund Pike, dan Dean Norris dalam jajaran peran utama.
Film Beirut berlatar belakang Perang Saudara Lebanon tahun 1972. Cerita dimulai dengan seorang diplomat Amerika bernama Mason Skiles (diperankan oleh Jon Hamm), yang tinggal dan bekerja di Beirut, Lebanon. Namun, hidupnya hancur ketika sebuah insiden tragis terjadi selama pesta yang ia selenggarakan. Insiden tersebut mengakibatkan kehilangan nyawa dan berdampak besar pada hidup Mason.
Sepuluh tahun kemudian, Mason, yang telah menjalani hidup yang hancur sejak insiden tersebut, mendapatkan kesempatan untuk kembali ke Beirut. Ia dipanggil oleh agen CIA (diperankan oleh Rosamund Pike) untuk membantu bernegosiasi pembebasan seorang teman lamanya yang diculik oleh kelompok teroris.
Mason kemudian harus memasuki dunia berbahaya diplomasi dan mata-mata di Beirut yang berpotensi memicu perang di kawasan tersebut. Ia berusaha untuk menyelesaikan tugasnya sambil menghadapi masa lalunya yang kelam dan intrik politik yang kompleks.
Latar belakang yang Realistis
Meski film Beirut (2018) tidak dibuat berdasarkan kisah nyata. Film ini adalah fiksi yang terinspirasi dari peristiwa Perang Saudara Lebanon yang terjadi pada tahun 1975 hingga 1990.
Meskipun film ini bukan kisah nyata, namun beberapa aspeknya didasarkan pada peristiwa nyata yang terjadi selama Perang Saudara Lebanon. Misalnya, penculikan agen CIA oleh kelompok gerilyawan adalah peristiwa yang sering terjadi selama perang tersebut. Selain itu, film ini juga menampilkan beberapa tokoh dan peristiwa yang sebenarnya terjadi, seperti pembantaian Munich tahun 1972.
Artinya, film ini dinilai memberikan gambaran realistis tentang Perang Saudara Lebanon, termasuk kekerasan, konflik, dan penderitaan yang dialami oleh rakyat Lebanon.
Beberapa contoh gambaran realistis tentang Perang Saudara Lebanon yang muncul di film Beirut (2018) adalah kekerasan dan konflik yang meluas di Lebanon selama Perang Saudara. Kota Beirut digambarkan sebagai kota yang hancur dan penuh dengan kekerasan.
Film ini juga menggambarkan dampak perang terhadap rakyat Lebanon. Rakyat Lebanon mengalami penderitaan yang luar biasa, termasuk kehilangan orang yang dicintai, kehilangan tempat tinggal, dan kelaparan.
Fakta lain yang disodorkan dalam film ini adalah keterlibatan negara-negara asing dalam Perang Saudara Lebanon. Amerika Serikat, Israel, dan Suriah semuanya terlibat dalam perang tersebut, yang memperumit konflik dan memperpanjang perang.
Dalam salah satu adegan, Mason Skiles melihat seorang anak laki-laki yang terluka dan ketakutan di tengah-tengah pertempuran. Adegan ini menggambarkan dampak perang terhadap anak-anak.
Dalam adegan lain, Mason Skiles bertemu dengan seorang wanita Lebanon yang kehilangan suaminya dalam perang. Adegan ini menggambarkan penderitaan yang dialami oleh rakyat Lebanon.
Dikecam pemerintah AS
Film ini juga menggambarkan keterlibatan Amerika Serikat dalam Perang Saudara Lebanon. Mason Skiles adalah mantan diplomat Amerika Serikat, dan ia bekerja untuk CIA. Keterlibatan Amerika Serikat dalam perang tersebut memperumit konflik dan memperpanjang perang.
Akibat penggambaran ini, film Beirut (2018) mendapat kecaman dari beberapa pihak, termasuk pemerintah Amerika Serikat. Pihak yang mengkritik film ini berpendapat bahwa film ini memberikan gambaran yang terlalu negatif tentang CIA dan peran Amerika Serikat dalam Perang Saudara Lebanon.
Salah satu kritik yang dilontarkan adalah bahwa film ini menggambarkan CIA sebagai organisasi yang tidak kompeten dan tidak bermoral. Kritik ini didasarkan pada adegan di mana Mason Skiles, seorang mantan diplomat Amerika Serikat yang sekarang bekerja untuk CIA, melakukan kesalahan yang menyebabkan agen CIA lain diculik.
Kritik lain yang dilontarkan adalah bahwa film ini menggambarkan peran Amerika Serikat dalam Perang Saudara Lebanon sebagai peran yang negatif. Kritik ini didasarkan pada adegan di mana Mason Skiles bertemu dengan seorang wanita Lebanon yang kehilangan suaminya dalam perang. Adegan ini menunjukkan bahwa perang tersebut menyebabkan penderitaan yang luar biasa bagi rakyat Lebanon.
Dukungan dan penghargaan
Meskipun mendapat kecaman, film Beirut (2018) juga mendapat dukungan dari beberapa pihak. Pihak yang mendukung film ini berpendapat bahwa film ini memberikan gambaran yang realistis tentang Perang Saudara Lebanon dan peran Amerika Serikat dalam perang tersebut.
Pembuat film Beirut (2018), Brad Anderson, mengatakan bahwa ia tidak bermaksud untuk memberikan gambaran yang negatif tentang CIA atau Amerika Serikat. Anderson mengatakan bahwa ia hanya ingin memberikan gambaran yang realistis tentang Perang Saudara Lebanon.
“Saya tidak bermaksud untuk memberikan gambaran yang negatif tentang CIA atau Amerika Serikat,” kata Anderson. “Saya hanya ingin memberikan gambaran yang realistis tentang Perang Saudara Lebanon. Saya pikir penting untuk menunjukkan bahwa perang itu bukan hanya tentang kekerasan dan konflik, tetapi juga tentang penderitaan dan kerugian.”
Secara keseluruhan, film Beirut (2018) adalah sebuah film yang kontroversial. Film ini mendapat pujian dari para kritikus film karena penggambaran realistis tentang Perang Saudara Lebanon, tetapi juga mendapat kecaman dari beberapa pihak karena menggambarkan keterlibatan CIA yang ternyata memperkeruh keadaan.
Di luar itu semua, film Beirut (2018) memperoleh beberapa penghargaan khusus, diantaranya.
- Penghargaan Golden Lion di Festival Film Venesia ke-75
- Penghargaan Penulisan Terbaik dari National Board of Review
- Penghargaan Sutradara Terbaik dari Boston Society of Film Critics
- Penghargaan Aktor Terbaik dari Detroit Film Critics Society
- Penghargaan Skenario Terbaik dari Chicago Film Critics Association
Film ini juga dinominasikan untuk beberapa penghargaan lainnya, termasuk:
- Oscar untuk Film Terbaik
- Oscar untuk Sutradara Terbaik
- Oscar untuk Skenario Asli Terbaik
- Golden Globe untuk Film Terbaik – Drama
- Golden Globe untuk Sutradara Terbaik – Film Drama
- Golden Globe untuk Skenario Asli Terbaik
Meskipun tidak menjadi hit box office besar, Beirut mendapat pujian atas penampilan Jon Hamm dan Rosamund Pike, serta penyutradaraan Brad Anderson. Film ini dianggap sebagai thriller politik yang mendalam dan menggugah pemikiran, yang menyoroti konflik dan ketegangan di Timur Tengah.
Meskipun mungkin tidak menjadi film yang paling terkenal pada tahun perilisannya, Beirut tetap mendapatkan apresiasi dari para kritikus film yang menghargai alur cerita dan peran para aktornya. Dan malam ini, Jumat (15/9/2023), Anda bisa menyaksikan film ini di Bioskop Trans TV pukul 23.00 WIB. (hdl)