Jakarta (pilar.id) – Dengan sudut pandang tertentu, film, kerap menjadi rambu-rambu atau peringatan. Seperti Civil War, film fiksi ilmiah dystopian yang ditulis dan disutradarai oleh Alex Garland. Film ini sudah tayang di bioskop Indonesia sejak beberapa waktu lalu.
Cerita film ini berlatar di masa depan, di mana Amerika Serikat terpecah belah menjadi dua faksi yang berperang. Meskipun film ini bukan berdasarkan peristiwa nyata, film ini mengeksplorasi tema-tema yang relevan dengan dunia nyata seperti perang, politik, dan jurnalisme.
Sekadar catatan, film fiksi ilmiah dystopian adalah subgenre dari fiksi ilmiah yang menggambarkan masyarakat masa depan yang tidak menyenangkan gara-gara alasan tertentu. Cerita-cerita ini sering mengeksplorasi tema-tema seperti kontrol sosial, pengawasan, dan ketidaksetaraan.
Beberapa elemen umum yang sering ditemukan dalam film fiksi ilmiah dystopian adalah pemerintah yang otoriter, teknologi yang menindas, ketidaksetaraan sosial, bahkan dunia yang suram dan terbengkalai, mencerminkan keadaan masyarakat yang putus asa.
Sebelum Civil War, ada 1984 (1984), Blade Runner (1982), hingga The Hunger Games (2012). Film fiksi ilmiah dystopian sering kali dibuat untuk memperingatkan penonton tentang potensi konsekuensi negatif dari tren sosial dan politik saat ini. Dengan mengeksplorasi dunia yang distopia, film-film ini dapat membantu kita untuk lebih menghargai kebebasan dan kemerdekaan kita.
Lalu Civil War (2024) hadir dengan tawaran dan imajinasi tertentu. Hasilnya, film ini mendapat ulasan positif dari para kritikus yang memuji alur cerita yang menegangkan, akting yang kuat, dan eksplorasi tema-tema yang relevan.
Civil War menggabungkan gaya bercerita khas film fiksi ilmiah, dystopian, dan thriller. Detailnya yang apik membuat Civil War patut jadi perkecualian, sehingga beberapa orang mungkin berpikir jika ini kisah nyata. Kerjasama Alex Garland bersama para produser, Andrew Macdonald, Eli Bush, dan David Lowery, tersaji dalam film 105 menit ini.
Perusahaan produksi, DNA Films, IPR.VC, A24, cukup menghabiskan anggaran 50 juta Dollar AS, terasa jauh dari cita rasa film kolosal. Tetapi kehadiran Kirsten Dunst, Wagner Moura, Stephen McKinley Henderson, bahkan Jeremy Irons, menjadikan Civil War terasa renyah untuk dinikmati.
Civil berkisah tentang masa depan. Film ini mengikuti sekelompok jurnalis yang melakukan perjalanan melintasi negara untuk meliput perang. Mereka adalah Abby (Kirsten Dunst), jurnalis veteran yang telah meliput banyak konflik di seluruh dunia. Lalu Brenner (Wagner Moura), jurnalis muda yang idealis yang baru saja memulai karirnya, Simmons (Stephen McKinley Henderson), jurnalis berpengalaman yang merupakan mentor bagi Abby dan Brenner, hingga Romeo (Cailee Spaeny), hacker muda yang membantu tim jurnalis untuk mengakses informasi.
Perjalanan mereka penuh dengan bahaya dan mereka harus menghadapi banyak rintangan, termasuk faksi-faksi yang berperang, baik faksi pemerintah maupun faksi pemberontak, yang keduanya tidak mempercayai jurnalis dan akan melakukan apa pun untuk menghentikan mereka meliput perang.
Lalu teknologi canggih, hingga lingkungan yang tentu saja berbahaya. Berhadapan dengan ranjau darat, hingga penembak jitu.
Tetapi, meskipun ada banyak rintangan, tim jurnalis ini bertekad untuk mengungkapkan kebenaran tentang perang dan mengungkap kekejaman yang dilakukan oleh kedua belah pihak.
Civil War, di banyak adegan, terbilang sukses mengeksplorasi isu perang dan dampaknya terhadap masyarakat. Film ini menunjukkan bagaimana perang dapat menghancurkan kehidupan orang-orang dan memecah belah masyarakat.
Di sisi lain, Cicil War juga percaya bahwa jurnalis dapat memainkan peran penting dalam mengungkapkan kebenaran dan meminta pertanggungjawaban mereka yang berkuasa. Karena kelompok ini, pemerintah, dapat menggunakan teknologi dan propaganda untuk mengendalikan rakyatnya.
Civil War telah mendapatkan ulasan positif dari para kritikus yang memuji alur cerita yang menegangkan, akting yang kuat, dan eksplorasi tema-tema yang relevan. Film ini memiliki peringkat 82 persen di Rotten Tomatoes dan 7.4/10 di IMDb.
Civil War telah dinominasikan untuk beberapa penghargaan, termasuk Golden Globe Award untuk Film Terbaik – Drama, Screen Actors Guild Award untuk Penampilan Terbaik oleh Aktor dalam Peran Utama – Film (Kirsten Dunst), dan BAFTA Award untuk Film Terbaik.
Totalitas Jurnalis Foto
Kirsten Dunst berperan sebagai Lee Smith, jurnalis senior, sosok yang sejak awal dikenalkan sebagai pekerja keras, fokus, dan perduli. Lee Smith adalah jurnalis foto perang terkenal dari Colorado. Dia adalah seorang wanita pemberani dan teguh yang bertekad untuk mengungkapkan kebenaran tentang perang, meskipun ada banyak bahaya.
Lee Smith adalah karakter sentral dalam film Civil War (2024). Dia memimpin tim jurnalis dalam perjalanan berbahaya melintasi Amerika Serikat yang dilanda perang. Dia harus menghadapi banyak rintangan, termasuk faksi-faksi yang berperang, teknologi canggih, dan lingkungan yang berbahaya.
Namun, Lee Smith tidak pernah menyerah pada misinya untuk mengungkapkan kebenaran. Dia adalah karakter yang kuat dan inspiratif yang menunjukkan pentingnya jurnalisme di masa-masa sulit.
Biografi Kirsten Dunst
Kirsten Caroline Dunst, lahir pada 30 April 1982 di Point Pleasant, New Jersey, adalah seorang aktris Amerika yang telah berkarir sejak usia dini. Dunst adalah putri dari Inez Rupprecht, seorang seniman, dan Klaus Dunst, seorang eksekutif layanan medis. Ia memiliki keturunan Jerman dan Swedia dari ayahnya dan Jerman dari ibunya.
Dunst memulai karirnya dalam industri hiburan sebagai model cilik dan bintang iklan. Debut filmnya terjadi pada tahun 1989 dalam film antologi “New York Stories” yang disutradarai oleh Woody Allen. Namun, namanya mulai dikenal luas setelah penampilannya dalam film “Interview with the Vampire” (1994), di mana ia berperan sebagai Claudia, seorang vampir muda. Perannya dalam film ini membuatnya meraih nominasi Golden Globe untuk Aktris Pendukung Terbaik.
Ketenarannya semakin meningkat dengan peran-peran berikutnya dalam film “Jumanji” (1995) dan “Little Women” (1994). Namun, titik balik terbesar dalam karirnya datang saat ia memerankan Mary Jane Watson dalam trilogi film “Spider-Man” yang disutradarai oleh Sam Raimi (2002, 2004, dan 2007). Peran ini membuatnya dikenal oleh penonton di seluruh dunia dan mengukuhkan posisinya sebagai aktris papan atas di Hollywood.
Selain kesuksesannya dalam film blockbuster, Dunst juga menunjukkan kemampuan aktingnya dalam film-film independen dan drama, seperti “Melancholia” (2011) yang disutradarai oleh Lars von Trier. Perannya dalam film ini mendapatkan pujian kritis dan memenangkan penghargaan Aktris Terbaik di Festival Film Cannes.
Selain berakting, Kirsten Dunst juga memiliki minat dalam dunia musik. Ia pernah tampil dalam video musik dan menyumbangkan vokal untuk beberapa lagu dalam soundtrack film. Pada tahun 2011, ia merilis sebuah singel berjudul “Turning Japanese,” yang merupakan bagian dari proyek film pendek.
Dalam kehidupan pribadinya, Kirsten Dunst menikah dengan aktor Jesse Plemons pada tahun 2022, setelah sebelumnya berkolaborasi dalam serial televisi “Fargo” (2015) dan film “The Power of the Dog” (2021). Pasangan ini dikaruniai dua anak.
Kirsten Dunst adalah salah satu aktris yang berhasil mempertahankan relevansi dan popularitasnya dalam industri hiburan selama beberapa dekade. Dengan berbagai peran yang beragam, dari film-film komersial hingga proyek-proyek seni, ia telah membuktikan diri sebagai salah satu talenta paling serbaguna di Hollywood. (ret/hdl)