Jakarta (pilar.id) – Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto, meminta pemerintah tak membebani rakyat dengan program kompor induksi. Menurutnya, biaya energi yang digunakan untuk kompor induksi harus lebih murah dibanding LPG subsidi.
“Kalau program ini hanya menambah beban rakyat yang sudah berat, PKS tentu akan menolak,” kata Mulyanto, di Jakarta, Rabu (21/9/2022).
Mulyanto mengatakan, kompor induksi lebih efisien dan memiliki tingkat keamanan yang lebih baik dibandingkan dengan kompor LPG. Karena, penggunaan kompor LPG seringkali terjadi kasus kebocoran gas atau kebakaran.
Selain itu, kata Mulyanto, manfaat utama program kompor induksi ini adalah untuk mereduksi surplus listrik PT PLN (Persero) yang mencapai lebih dari 30 persen. Karena kondisi over supply listrik tersebut kinerja keuangan PLN cukup tertekan.
“Apalagi dengan adanya klausul TOP (take or pay) dalam perjanjian listrik dengan pihak IPP (independent power prodycer), di mana PLN harus membayar kepada pihak IPP baik dipakai atau tidak dari listrik yang telah dihasilkan,” ujar Mulyanto.
Dengan pemanfaatan kompor induksi ini, diharapkan juga terjadi pengurangan penggunaan gas LPG bersubsidi di masyarakat. Sehingga ketergantungan Indonesia terhadap impor LPG juga dapat dikurangi secara signifikan.
Bila program ini dilaksanakan, menurut Mulyanto, pemerintah harus menjamin tarif listrik tetap disubsidi, dan memberikan pelayanan gratis untuk penambahan daya dari 450 VA ke 2200 VA. Kalau itu dilakukan, maka tidak tertutup kemungkinan masyarakat dapat mengikuti program ini secara sukarela.
“Selama introduksi kompor induksi ini memenuhi hal tersebut di atas dan bermanfaat bagi masyarakat, tentu kita tidak keberatan,” kata Mulyanto.
Mulyanto menambahkan, untuk mereduksi ketergantungan pada LPG impor terdapat program yang lebih menarik, yaitu introduksi jargas (jaringan gas alam). Program ini dinilai lebih sederhana, selama infrastruktur jaringan utama transmisi gasnya sudah tersedia.
“Namun, faktanya sampai hari ini kinerja program jargas ini masih jauh dari target yang telah ditetapkan,” tegasnya.
Untuk diketahui, kompor induksi ini rencananya terdiri dari dua tungku. Masing-masing tungku membutuhkan daya 800 Watt. Jadi untuk satu kompor induksi memerlukan daya sebesar 1600 Watt. Karenanya, daya listrik pelanggan sasaran program ini akan dinaikan dari 450 VA atau 900 VA menjadi 2200 VA. (ach/hdl)