Jakarta (pilar.id) – Neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus pada Februari 2024 sebesar 0,87 miliar Dollar AS. Surplus ini terdiri atas surplus nonmigas sebesar 2,63 miliar Dollar AS dan defisit perdagangan migas sebesar 1,76 miliar Dollar AS. Dengan pencapaian ini, Indonesia telah mencatatkan surplus neraca perdagangan selama 46 bulan berturut-turut.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengungkapkan, “Surplus perdagangan Indonesia pada Februari 2024 sebesar 0,87 miliar Dollar AS ini terutama berasal dari surplus perdagangan nonmigas. Neraca perdagangan nonmigas di Februari 2024 mencatat surplus sebesar 2,63 miliar Dollar AS, seiring dengan kekuatan ekspor nonmigas yang mencapai 18,09 miliar Dollar AS.”
Surplus perdagangan Indonesia pada Februari 2024 didorong oleh perdagangan dengan beberapa mitra dagang. Amerika Serikat (AS) menjadi penyumbang surplus terbesar dengan nilai 1,25 miliar Dollar AS, diikuti oleh India sebesar 1,10 miliar Dollar AS, dan Filipina sebesar 0,63 miliar Dollar AS.
Sementara itu, Tiongkok, Singapura, dan Thailand menjadi negara penyumbang defisit perdagangan terbesar pada Februari 2024.
Secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia pada Januari–Februari 2024 mencapai surplus sebesar 2,87 miliar Dollar AS.
Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 9,28 miliar Dollar AS. Surplus perdagangan Januari–Februari 2024 terdiri atas surplus nonmigas sebesar 5,93 miliar Dollar AS dan defisit migas sebesar 3,06 miliar Dollar AS.
Ekspor sektor pertambangan dan pertanian mengalami peningkatan pada Februari 2024. Namun, ekspor nonmigas secara keseluruhan mengalami penurunan sebesar 5,27 persen, sedangkan ekspor migas turun sebesar 12,93 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Di samping itu, beberapa produk utama ekspor nonmigas yang mengalami penurunan pada Februari 2024 antara lain besi dan baja, ikan dan udang, lemak dan minyak hewan ataupun nabati, logam mulia, perhiasan ataupun permata, serta tembakau dan rokok.
Namun, masih terdapat produk utama ekspor nonmigas yang meningkat signifikan, seperti bijih, terak, dan abu logam; kopi, teh, dan rempah-rempah; berbagai makanan olahan; kendaraan dan bagiannya; serta bahan kimia anorganik.
Mendag Zulkifli Hasan menjelaskan bahwa Tiongkok, AS, dan India menjadi pasar utama ekspor nonmigas Indonesia pada Februari 2024.
Beberapa negara mitra dagang mengalami kontraksi ekspor nonmigas Indonesia yang cukup dalam, sementara negara lain menunjukkan peningkatan yang signifikan. Selain itu, berbagai faktor seperti libur Imlek, Pemilihan Umum, dan fluktuasi harga komoditas internasional turut memengaruhi kinerja ekspor Indonesia. (hdl)