Jakarta (pilar.id) – Konflik antara Palestina dan Israel telah memunculkan seruan boikot terhadap produk-produk dari perusahaan yang diduga mendukung Israel.
Menanggapi hal ini, Jakpat melakukan survei untuk melihat perubahan perilaku konsumen. Survei melibatkan 1285 responden dan mengungkap pilihan produk alternatif yang dipilih serta kemungkinan kembali menggunakan merek yang diboikot.
Hasil survei menunjukkan mayoritas responden sudah mengetahui dan mengikuti informasi mengenai isu boikot. Aksi boikot ini lebih banyak dilakukan oleh Gen Z (73 persen) dan orang-orang dengan status sosial ekonomi menengah (70 persen).
Bagi yang tidak ikut boikot, sebagian besar dari mereka lebih memilih mendoakan dan berdonasi sebagai bentuk dukungan kepada Palestina. Hal ini dilakukan oleh semua generasi, terutama Gen X (46 persen) dan orang-orang dengan status sosial ekonomi rendah (55 persen).
Menurut Research Lead Jakpat, Septiana Widi Sugiastuti, aksi boikot dan berdonasi adalah upaya masyarakat untuk menunjukkan solidaritas terhadap rakyat Palestina dan menekankan pentingnya perdamaian dan keadilan.
Tantangan Utama Aksi Boikot
Salah satu tantangan utama dalam aksi boikot adalah menghindari produk yang biasanya digunakan atau dikonsumsi. Alasan lainnya termasuk sudah memiliki barang dari produk yang diboikot (44 persen), adanya diskon (39 persen), hingga tidak ada produk alternatif yang sesuai (36 persen).
Dengan melakukan aksi boikot, responden berharap perusahaan yang diboikot akan berhenti mendukung Israel (75 persen), dan mereka juga berharap produk lokal atau UMKM yang mendukung Palestina semakin berkembang.
Produk Alternatif yang Dipilih
Survei juga menyoroti produk-produk alternatif yang dipilih oleh konsumen. Pada kategori fast food, Richeese Factory dan Sabana Fried Chicken menjadi pilihan utama sebagai merek fast food alternatif.
Untuk fashion, brand lokal seperti EIGER (43 persen) dan Erigo (43 persen) menjadi pilihan utama sebagai alternatif. Sedangkan untuk merek fast food, Richeese Factory menjadi pilihan utama Gen Z (22 persen), Sabana Fried Chicken lebih disukai oleh Milenial (16 persen), dan Hokben menjadi pilihan Gen X (16 persen) setelah dua merek sebelumnya.
Mayoritas responden tidak berencana untuk mengkonsumsi atau menggunakan kembali produk yang diboikot, terutama Milenial di setiap kategori. Namun, sebagian responden menyatakan bahwa jika perusahaan yang bersangkutan tidak lagi mendukung Israel, mereka akan mempertimbangkan kembali untuk mengkonsumsi atau menggunakan produk tersebut. (ret/hdl)