Solo (pilar.id) – Survei Pemilihan Wali Kota Surakarta 2024 mengerucut pada tiga nama yang diharapkan oleh masyarakat untuk memimpin Solo, Jawa Tengah.
Pendiri Solo Raya Polling Suwardi di Solo, Jawa Tengah, Selasa (26/3/2024), mengatakan bahwa tiga nama tersebut adalah Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa, Adipati Mangkunegara X, dan putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep.
Suwardi menjelaskan bahwa dari tiga nama tersebut, Teguh Prakosa memiliki elektabilitas paling tinggi mencapai 35,3 persen. Adipati Mangkunegara X atau yang akrab disapa dengan Gusti Bhre berada di posisi kedua dengan elektabilitas 25,30 persen, dan Kaesang Pangarep berada di posisi ketiga dengan elektabilitas 12,30 persen.
Selain itu, ada delapan nama lain yang dianggap lebih layak menjadi Wakil Wali Kota Surakarta. Beberapa di antaranya adalah putra politisi senior Akbar Tanjung, Sekar Tanjung, putra politisi PDIP Aria Bima RA Yashinta, Ketua DPRD Kota Surakarta Budi Prasetyo, dan putra politisi FX Hadi Rudyatmo Rheo Fernandes.
Untuk simulasi satu pasangan calon Pilwalkot Surakarta, yakni pasangan Adipati Mangkunegara X-Teguh Prakosa dan Kaesang Pangarep-Teguh Prakosa.
Dari sisi peta kekuatan politik, PDIP masih menjadi yang terkuat dengan perolehan 20 kursi. Selanjutnya ada PKS dengan perolehan tujuh kursi, PSI lima kursi, Gerindra lima kursi, Partai Golkar dengan tiga kursi, PAN tiga kursi, dan PKB dengan perolehan dua kursi.
Suwardi menjelaskan bahwa hasil survei ini didasarkan pada survei jajak pendapat Calon Wali Kota Surakarta 2024 yang dilakukan sejak tanggal 8 Maret. Data dari anggota tim survei dikumpulkan pada tanggal 17 Maret.
“Kami menggunakan metode survei populasi penduduk usia dewasa yang terdaftar di DPT pemilu Kota Surakarta 2024. Jumlah DPT pemilu di Surakarta ada 439.009 pemilih. Ini terdistribusi di lima kecamatan di Kota Solo, yakni di Jebres, Banjarsari, Serengan, Laweyan, Pasarkliwon,” katanya.
Survei dilakukan di 80 lokasi dengan masing-masing titik lokasi survei diambil delapan responden. “Total ada 640 responden. Karakteristik responden dari kelompok gender, kelompok usia, keyakinan agama, pekerjaan, status sosial ekonomi rumah tangga,” kata pengajar Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta tersebut.
Ia juga menyebutkan bahwa mayoritas masyarakat lebih memilih calon pemimpin yang berasal dari kalangan pengusaha. “Dari pengusaha ada 25 persen yang memilih, diikuti politisi 22 persen. Itu dua pilihan terbanyak. Sedangkan dari birokrat hanya 5,6 persen dan aparat TNI/Polri 3,1 persen,” katanya. (usm/hdl)