Makassar (pilar.id) – Kekerasan seksual belakangan menjadi isu yang cukup gencar terjadi di Indonesia. Salah satunya di layanan angkutan umum. Pelakunya pun beragam. Mulai dari sesama penumpang sampai pengemudi moda transportasi umum.
Untuk meningkatkan keamanan dan layanan transportasinya, Gojek mengadakan pelatihan anti kekerasan seksual. Latihan yang dimulai di Kota Makassar ini dilakukan secara tatap muka untuk mitra pengemudi.
Pelatihan tatap muka ini nantinya akan terus dilakukan di beberapa kota besar seperti Medan, Palembang, Padang, Pekanbaru, Balikpapan, Solo, Bandung, Surabaya dan Denpasar.
“Pelatihan ini dibuat untuk melengkapi pelatihan daring yang menyasar ratusan ribu mitra pengemudi sejak 2020,” kata VP Corporate Affairs Gojek, Teuku Parvinanda Handriawan, dalam konferensi pers daring, Kamis (31/3/2022).
Melalui pelatihan ini, diharapkan nantinya bisa mengurangi dan mencegah terjadinya tindak kekerasan seksual yang terjadi, terutama di lingkungan transportasi umum yang ada di bawah Gojek.
Lewat pelatihan ini, Teuku mengatakan pihaknya ingin membantu menciptakan budaya aman dan memberi kenyamanan untuk masyarakat yang memakai layanan aplikasi tersebut. Masyarakat, utamanya mitra pengemudi, diharapkan bisa semakin paham tentang cara mencegah terjadinya kekerasan seksual.
Ia berharap, pelatihan ini dapat menjadikan mitra pengemudi sebagai pelopor ruang publik yang aman bagi masyarakat.
Survei Pelecehan Seksual di Ruang Publik Selama Pandemi COVID-19 di Indonesia oleh Koalisi Ruang Publik Aman (KRPA) menemukan bahwa 78,89 persen responden perempuan pernah mengalami pelecehan seksual di ruang publik dan lebih dari setengahnya di jalanan umum atau taman.
Dibantu oleh “Di Jalan Aman Tanpa Pelecehan (DEMAND)”, para mitra mendapat pelatihan untuk memahami apa saja definisi dan bentuk dari kekerasan seksual serta dampaknya terhadap korban.
Pelatihan yang diberikan bertujuan untuk memberikan informasi untuk meluruskan hal-hal yang kadang dianggap sepele seperti menggoda lewat siulan, tapi sebetulnya masuk ke dalam pelecehan seksual.
“Jangan bilang siul dan colek saja enggak bahaya, buat yang mengalami, ada dampak psikologi yang dirasakan,” kata Training Director DEMAND Chrisant Raisha.
Para mitra pengemudi juga diajari cara merespons saat melihat kekerasan seksual di ruang publik.
“Kami tentunya juga mendukung upaya-upaya yang dilakukan dilakukan oleh Gojek terutama melakukan edukasi di 10 kota dan melakukan berbagai pelatihan-pelatihan yang tentunya mendukung upaya upaya kita dalam pencegahan kekerasan baik pada perempuan dan anak,” imbuh Plt Deputi bidang Partisipasi Masyarakat, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Indra Gunawan. (fat/antara)