Surabaya (pilar.id) – Bulan Ramadan menjadi kesempatan bagi anak sekolah untuk mengembangkan diri, baik secara akademik maupun sosial.
Menurut Pakar Sosiologi Pendidikan Universitas Airlangga (UNAIR), Prof. Tuti Budirahayu, Dra., M.Si, kegiatan selama Ramadan dapat membantu siswa membentuk karakter dan keterampilan sosial melalui pengalaman langsung dalam kehidupan sehari-hari.
“Dalam ibadah Ramadan, siswa dilatih untuk disiplin, sabar, bertoleransi, dan menghargai sesama,” ujar Prof. Tuti.
Selain itu, ia menjelaskan bahwa pengelolaan waktu yang baik selama Ramadan dapat meningkatkan efektivitas belajar dan membentuk kebiasaan positif dalam jangka panjang.
Saran Kegiatan Produktif Selama Ramadan
Agar tetap produktif tanpa merasa kelelahan berlebihan, siswa disarankan memiliki jadwal harian yang seimbang. Berikut beberapa aktivitas yang bisa dilakukan:
- Pagi Hari: Setelah sahur dan sholat Subuh, luangkan 10-15 menit untuk tadarus Al-Qur’an, lalu lanjutkan dengan belajar atau mengerjakan tugas sekolah hingga Dhuhur.
- Siang Hari: Setelah sholat Dhuhur, gunakan waktu untuk istirahat atau tidur siang secukupnya agar tetap bugar menjalani aktivitas sore dan malam hari.
- Sore Hari: Setelah sholat Ashar, siswa dapat mengulang pelajaran atau mengerjakan tugas sekolah sambil menunggu waktu berbuka puasa.
- Malam Hari: Setelah berbuka puasa, manfaatkan waktu dengan sholat tarawih dan tadarus Al-Qur’an agar Ramadan lebih bermakna.
Prof. Tuti juga menegaskan bahwa puasa bukan alasan untuk bermalas-malasan. “Berpuasa tidak identik dengan tidur sepanjang hari atau bermain gawai tanpa batas. Jika diberi libur, manfaatkan waktu untuk hal-hal yang lebih produktif,” tegasnya.
Peran Sekolah, Guru, dan Orang Tua dalam Membimbing Anak
Peran sekolah, guru, dan orang tua sangat penting dalam membimbing anak agar tetap produktif selama Ramadan. Prof. Tuti menekankan pentingnya kesepakatan antara guru, siswa, dan orang tua dalam menyusun jadwal kegiatan agar anak tetap terarah.
Orang tua juga memiliki tanggung jawab dalam memastikan anak tidak terlena dengan kecanduan gawai selama Ramadan. Ia menyarankan agar anak dialihkan ke aktivitas ibadah dan kegiatan yang lebih bermanfaat.
“Perlu kerja sama antara anak, orang tua, dan guru agar Ramadan menjadi lebih bermakna,” pungkas Prof. Tuti.
Dengan menerapkan jadwal yang baik, anak sekolah dapat tetap produktif, disiplin, dan mengembangkan kebiasaan positif selama Ramadan, sehingga siap menghadapi tantangan akademik setelah bulan suci ini berakhir. (ret/hdl)