Jakarta (pilar.id) – Bank Indonesia (BI) membuka Festival Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2022 yang mengusung tema ‘Advancing Digital Economy and Finance: Synergistic and Inclusive Ecosystem for Accelerated Recovery’. Kegiatan ini dirancang untuk mempercepat akselerasi keuangan digital di Indonesia.
“Hari ini topiknya adalah sinergi dan kolaborasi antara pemerintah kementerian/lembaga, Bank Indonesia, asosiasi, mengakselerasi keuangan digital,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo, di Jakarta, Senin (11/7/2022).
Saat ini, lanjut Perry, sebanyak 18,7 juta masyarakat sudah tersambung dengan platform digital nasional. Lebih dari 80 persen, mereka merupakan pengusaha berkategori usaha mikro kecil menengah (UMKM).
“Selama Covid-19, kita sangat mendukung program pemerintah dan masyarakat. Salah satunya dengan QR Indonesian Standard,” kata dia.
Sementara itu, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah dan BI berkomitmen untuk meningkatkan strategi dan sinergi keuangan digital. Ia berharap, kegiatan ini dapat menjadi solusi sekaligus lighthouse bagi para peserta G20.
“Ekosistem ekonomi dan keuangan digital nasional perlu didorong daerah, dan implementasi ini meningkatkan inklusif keuangan,” kata dia.
Ditambahkan Airlangga, pada 2021 nilai perdagangan digital mencapai Rp401 triliun. Pemerintah memprediksi, potensi ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai 146 Miliar Dollar AS pada 2025 mendatang.
“Kemudian pada tahun 2030 diproyeksikan naik delapan kali lipat menjadi Rp4.531 triliun,” jelas dia. (ach/hdl)