Yogyakarta (pilar.id) – Ribuan orang tumpah ruah menyaksikan karnaval Malioboro Imlek Carnival yang menjadi salah satu rangkaian acara Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) XVIII di sepanjang Jalan Malioboro, Yogyakarta, Sabtu (4/2/2023).
Karnaval ini juga diperingati sebagai Cap Go Meh atau malam ke-15 setelah perayaan Tahun Baru Imlek. Karnaval yang berlangsung selama tiga jam ini, dimulai pukul 18.00 WIB dari depan Gedung DPRD Yogyakarta dan finish di Titik Nol Kilometer.
Pada agenda yang sering disebut karnaval PBTY ini, sebanyak 22 grup yang terdiri dari 1.718 peserta. Sepanjang jalan Malioboro, para peserta menyajikan kolaborasi seni budaya Tionghoa, kelompok-kelompok kesenian daerah dan penampilan Akademi Angkatan Udara (AAU).
Ketua umum PBTY, Sugiarto mengungkapkan karnaval PBTY yang diinisiasi Jogja Chinese Art and Culture Center (JCACC) ini selalu dinantikan masyarakat dan diharapkan bisa mengobati kerinduan masyarakat.
Di samping itu, gelaran PBTY di Kampung Ketandan yang digelar 30 Januari-5 Februari 2023 juga mendapat respon yang tinggi dari masyarakat.
“Malioboro Imlek Carnival merupakan salah satu acara yang ditunggu masyarakat dan PBTY yang digelar di Kampung Ketandan juga pengunjungnya sangat luar biasa setiap hari,” kata Sugiarto.
Selain AAU, terdapat juga penampilan Liong Tradisional dari Hoo hap hwe, Seni Musik Tao Ko Tui, Jaranan Angguk dari Hokya Dance Grup, Koko Cici Jogja dan Hakka Ako Amoi, Pengda Wushu DIY, Bregodo Suryatmojo, Tari Edan Edanan, Sanggar Manggolo Mudo, hingga Reog Dadak Merak.
Tak ketinggalan juga, sembilan grup Festival Naga dan Barongsai mulai dari Singa Mataram, Elang Emas, Mutiara Naga, Putera Mataram, Panbers, Isakuiki, Naga Api Yogyakarta, Naga selatan dan Naga Winongo juga turut memeriahkan acara yang sempat digelar virtual saat pandemi ini.
Sementara itu, salah seorang pengunjung, Anita mengaku senang bisa menonton karnaval PBTY secara langsung setelah dua tahun absen menyaksikan atraksi barongsai yang menjadi favoritnya di PBTY.
“Seru banget, tadi ada drum band, tari-tari, paling senang barongsai. Sangat menghibur dan emang sudah nunggu dari lama, ada juga berbagai macam budaya tadi ada reog,” tutupnya. (riz/hdl)