Surabaya (Pilar.id) – Indonesia Fashion Chamber (IFC) menggelar kegiatan bertema sarung batik, seperti talkshow, styling sarong competition yang dibuka secara umum di Food Society Pakuwon Mall, Surabaya, pada Minggu (5/3/2023). Axara itu digelar untuk memperingati hari Sarung Nasional yang jatuh pada Jumat (3/3/2023) kemarin.
Salah satu peserta yang hadir dalam acara tersebut ialah dari mahasiswa Desain Fashion and Textile dari Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya yang menggunakan bawahan sarung bermotif batik.
Seperti yang disampaikan oleh Dibya Adipranata, selaku Dosen Pembimbing mata kuliah strategi komunikasi brand di semester 6 ini, jika keikutsertaan 24 mahasiswa dalam acara tersebut sebagai kesempatan untuk belajar mengkomunikasikan brand lewat busana dengan teknik draping.
“Ini tugas kelas seminggu mereka serta latihan pertama mereka dalam mendraping, karena mendraping itu mudah apalagi bawahan seperti sarung, sebab polanya sudah terbentuk 3 dimensi dan bisa lebih cepat dibanding pola flat seperi biasa,” jelasnya.
Selain itu, Dibya nama panggilannya ini juga mengatakan, bila kain yang dipakai mahaiswa kebanyakan merupakan kain wastra batik poduk dari UMKM Surabaya
“Tujuan lainnya dari ikut acara ini, agar mereka paham bila dalam mempromosikan busana sebenarnya cara yang paling mudah yaitu dengan mengenakan pakaian tersebut,” ujarnya.
Sementara itu, Felicia Asterina salah satu mahasiswa yang turut hadir tersebut, menyebut jika pengerjaan kain sarung draping buatannya membutuhkan waktu tiga minggu. Mulai dari desain, membeli kain, draping, hingga menjahitnya.
“Kendalanya didraping ini fokusnya ke manequin, serta seperti tidak ada patokan pola, seperti pola di kertas, yang membuat kita membayangkan konstruksinya secara tiga dimensi, itu juga tantangan tersebut,” jelas mahasiswa semester enam ini.
Lalu mengenai hari sarung nasional, Dibya berharap agar masyarakat kini tak malu menggunakan sarung. Sebab sarung tak hanya dipakai pada moment atau agama tertentu, tetapi bisa dipakai setiap hari
“Harusnya setiap hari bersarung karena sarung sudah dipakai dari jaman dahulu, dan dikenakan dipakai setiap hari oleh masyarakat Indonesia, maka kita ingin mengembalikan kebiasaan tersebut, ” tutup Dibya. (jel/din)