Surabaya (pilar.id) – School of Business & Management (SBM) Universitas Kristen (UK) Petra, gelar kegiatan bertajuk Farewell Graduation & Table Top Networking Session di Vasa Hotel, pada Jumat, (10/3/2023).
Pada acara pelepasan para sarjana tersebut, UK Petra mengundang Harmanto Tanoko sebagai salah satu pembicara. Dimana, Hermanto Tanoko yang juga dikenal sebagai crazy rich surabaya ini memberikan tips menjadi enterpreneur sukses.
Pada acara tersebut terdapat beberapa sesi, diantaranya penganugerahaan Devie Deviesa Award kepada dua mahasiswa yang diberikan oleh Devie Deviesa., Ph.D. OD selaku Chairman dari Business Number Consulting sekaligus dosen SBM PCU.
Devie Deviesa Awards, sendiri merupakan penghargaan bagi mahasiswa secara akademik dan non akademik SBM PCU pada prodi Akuntansi dan Manajemen dengan masing-masing mendapatkan uang penghargaan sebesar Rp 10.000.000.
Adapun kriteria yang perlu dipenuhi dalam meraih award tersebut, ialah mahasiswa harus berhasil lulus dengan masa studi 3,5 tahun dengan IPK, SKKK dan Values LIGHT Metrics yang tertinggi.
Syarat itulah yang membawa kedua mahasiswa, Angeline Aurelia dari prodi Manajemen Hotel Management angkatan 2019 dan Michelle Chandra dari prodi Akuntansi jurusan Business Accounting angkatan 2019 meraih prestasi tersebut.
Seperti yang disampaikan oleh Angeline, jika diawal dirinya tak pernah menargetkan untuk lulus 3,5 tahun dan berambisi untuk mendapatkan award tersebut. Namun ia berusaha semaksimal mungkin dalam menjalani perkuliahannya.
Selain itu, dalam acara tersebut juga turut hadir Hermanto Tanoko selaku CEO dan Founder dari perusahaan Tancorp yang menaungi sejumlah perusahaan di Indonesia, seperti PT Avi Avian (cat Avian), PT Sariguna Primatirta (Cleo).
Dalam kedatangannya, ia menjabarkan beberapa tips menjadi pengusaha yang sukses, yaitu salah satunya mempunyai pemikiran yang positif, karena hal itu yang dapat memengaruhi seseorang optimis dengan kelebihan yang dipunya, bukan melihat kekurangan.
“Saya banyak menjumpai orang-orang yang berkata saya tidak bisa jadi pengusaha karena orang tuanya bukan pengusaha, tidak punya modal atau tidak pintar dalam mendirikan usaha. Akhirnya tidak jadi apa-apa. Usaha besar pun bisa turun dan yang baru bisa naik,” tuturnya.
Selain itu, ia menyampaikan bila seorang pengusaha harus memiliki reputasi baik yang berattitude, serta impian yang besar sesuai dengan kemampuan.
“Kita juga harus punya time line minimal 5 tahun agar tahu mau dibawa kemana usahanya nanti. Menjadi entrepreuner yang sukses jangan selalu melihat kebelakang, karena kesempatan itu selalu ada,” tutupnya. (jel/fat)