Jakarta (pilar.id) – English Departemen Universitas Kristen Petra, mempersembahkan sebuah drama musikal berbahasa Inggris karya original mahasiswa UK Petra bertajuk 11 Questions.
Dalam drama musikal tersebut, Jessie Monika, S.S., selaku penulis dan production manager mengatakan jika dirinya mengangkat tema inklusifitas.
Melalui drama musikal ini, Jessie Monika ingin mengampanyekan gaya hidup inklusif dimana mereka yang disebut manusia normal dan difabel bisa hidup berdampingan dan saling membutuhkan satu sama lain.
Jessie Monika juga menyelipkan pesan melalui drama musikal tersebut bahwa, hidup bukan hanya tentang mencari prestasi yang membanggakan.
“Produksi ini sepenuhnya disiapkan dengan maksimal dari dan oleh Petranesian, melibatkan alumni maupun mahasiswa. Naskahnya orisinil, lagu-lagunya pun diciptakan khusus untuk pertunjukan ini,” urainya saat gladi bersih di Auditorium Gedung Kampus UK Petra, Kamis (2/3/2023)
Selain itu, ia menyebut ada total 70 mahaiswa yang ikut terlibat dalam penggarapan drama musikal yang akan ditampilkan di gedung Auditorium Gedung Q lantai 4 kampus PCU, Jumat (4/3/2023) ini.
” Nantinya akan ada lima pemain inti yang akan membuat para penonton menikmati setiap alur cerita berdurasi dua jam ini,” ujarnya antusias.
Lebih lanjut, ia menjelaskan jika yang terlibat dalam pementasan ini tak hanya datang dari mahasiswa atau alumni English Department saja, namun dibuka audisi secara umum, maka program lainnya bisa bergabung
Dalam mempersiapkan ceritanya, Jessie mengaku telah menulis kisah ini pada tahun 2019 yang lalu. Selama empat bulan lamanya, Jessie melakukan riset, interview, literasi hingga penulisan.
“Saya terinspirasi dari SE:RASA COLLECTIVE, proyek dari Bahar Adhyaksa. Tentang bagaimana masyarakat menanggapi teman disabilitas. Saya jadi berpikir, jadi sebenarnya apa itu normal? Lalu apa itu berbeda? Apa itu menjadi eksklusif dan apa itu menjadi inklusif?,” rinci Jessie.
Lebih rinci, Jessie menceritakan sinopsis pendek dari Kisah dalam “11 Questions” yaitu bermula ketika seorang mahasiswi senior bernama Maya menerima project photostory dan berkolaborasi dengan teman kuliahnya.
Project yang semula ia gunakan untuk lulus dengan gelar kehormatan ternyata adalah sebuah persimpangan jalannya bertemu dengan anak-anak difabel yang akan mengubah pandangannya tentang banyak hal, termasuk mendapat nilai-nilai akademis yang sempurna bukanlah segala-galanya dalam hidup.
Diketahui, dalam persiapan drama musikal yang disutradai oleh Stefany Irawan selaku dosen English for Creative Industry Program di PCU ini, mengatakan jika persiapan telah dimulai sejak Agustus 2022 yang lalu. Baik membaca naskah, menari, menyiapkan pakaian, properti dan lain-lain.
“Semangat dan energi yang cukup panjang telah disalurkan dalam 11 Questions oleh para mahasiswa dan alumni. Latihan tanpa kenal lelah, mulai hanya dua jam berlanjut tiga jam hingga enam jam lamanya setiap minggunya di sela-sela kesibukan lainnya”.
Perlu diketahui, pertunjukan musikal akan digelar dua kali yaitu di pukul 13.00-15.00 WIB dan di pukul 19.00-21.00 WIB, yang dalam sehari ini juga merupakan bagian dari perayaan 100 tahun United Board, sebuah organisasi nirlaba yang berpusat di New York yang mendukung perguruan tinggi-perguruan tinggi Kristen di Asia. (jel/fat)