Jakarta (pilar.id) – Pada akhir bulan Agustus 2023, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia mencapai 395,1 miliar Dollar AS, mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai 397,1 miliar Dollar AS.
Secara tahunan, ULN Indonesia mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,8 persen (yoy), menunjukkan penurunan dibandingkan dengan kontraksi bulan sebelumnya sebesar 0,7 persen (yoy).
Erwin Haryono, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), menjelaskan bahwa penurunan ini disebabkan oleh penurunan ULN pemerintah dan swasta. Posisi ULN pemerintah pada akhir Agustus 2023 mencapai 191,6 miliar Dollar AS, turun dari posisi bulan sebelumnya sebesar 193,2 miliar Dollar AS. Pertumbuhan tahunan ULN pemerintah melambat menjadi 3,6 persen (yoy) dari periode sebelumnya yang sebesar 4,1 persen (yoy).
“Perpindahan penempatan dana investor nonresiden pada pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik, seiring dengan volatilitas di pasar keuangan global yang tinggi, memengaruhi perkembangan ULN. Pemerintah tetap berkomitmen menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang tepat waktu,” jelas Erwin.
Posisi ULN swasta pada akhir Agustus 2023 mencapai 194,3 miliar Dollar AS, mengalami penurunan dari posisi bulan sebelumnya sebesar 194,5 miliar Dollar AS. Secara tahunan, ULN swasta mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 5,2 persen (yoy), melanjutkan kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 5,5 persen (yoy).
Penurunan ULN swasta terutama disebabkan oleh kontraksi pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan, yang mencapai 5,1 persen (yoy) dibandingkan dengan kontraksi sebesar 4,3 persen (yoy) pada periode sebelumnya.
Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari sektor industri pengolahan, jasa keuangan dan asuransi, pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin, serta pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 78,2 persen dari total ULN swasta. “ULN swasta tetap didominasi oleh ULN jangka panjang, mencapai pangsa sebesar 74,9 persen terhadap total ULN swasta,” tambah Erwin. (riq/ted)