Jakarta (pilar.id) – Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) merilis hasil Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) tahun 2021. Secara umum, kata Menteri PPPA, Bintang Puspayoga, hasil SPHPN 2021 menunjukkan adanya penurunan prevalensi kekerasan terhadap perempuan dibanding 2016.
“Meskipun data menggambarkan prevalensi kekerasan terhadap perempuan dan anak yang menurun, namun angkanya masih memprihatinkan. Artinya, kita tidak boleh berpuas hati dan berhenti di sini saja. Perjalanan kita masih panjang. Seharusnya, tidak boleh ada satu pun anak dan perempuan yang mengalami kekerasan, apapun alasannya,” ujar Bintang dalam Acara Rilis Hasil SPHPN dan SNPHAR, di Ruang Rapat Kartini Kemen PPPA.
Berdasarkan data SPHPN 2021, lanjutnya, sebesar 26,1 persen atau 1 dari 4 perempuan usia 15-64 tahun selama hidupnya pernah mengalami kekerasan fisik dan atau seksual yang dilakukan pasangan dan selain pasangan.
“Angka ini turun dibandingkan tahun 2016, yaitu 33,4 atau 1 dari 3,” tegas Bintang. Untuk itu Kemen PPPA terus melakukan berbagai upaya pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan yang dilakukan secara lintas sektor.
Mulai dari level keluarga, masyarakat, pemerintah daerah, serta kementerian atau lembaga di tingkat pusat. Beberapa upaya yang telah dilakukan oleh Kemen PPPA, diantaranya kampanye program Three Ends, gerakan bersama Stop Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT), hingga pengembangan model Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA). (ade)