Moscow (pilar.id) – Ajang BRICS+ Fashion Summit di Moskow ditutup dengan pengumuman besar: lebih dari 50 negara berkolaborasi untuk membentuk BRICS International Fashion Federation.
Asosiasi ini diharapkan dapat mempererat kerja sama global di industri fesyen, mendorong keberlanjutan, serta mendukung pengembangan talenta baru di pasar-pasar fesyen internasional.
Acara ini berhasil mengumpulkan lebih dari 100 negara, menjadikannya salah satu pertemuan terbesar yang mempertemukan pasar fesyen berkembang dan maju.
Menurut Ali Charisma, pendiri Indonesian Fashion Chamber, pemilihan Moskow sebagai tuan rumah memiliki makna strategis.
“Kota ini menghubungkan Timur dan Barat serta memiliki industri fesyen yang berkembang pesat, menjadikannya tempat ideal untuk menyatukan para pemimpin fesyen dunia,” ujar Charisma.
Hal senada diungkapkan Sunil Sethi, Ketua Fashion Design Council of India, yang menekankan pentingnya sebuah platform untuk pasar fesyen berkembang. Menurutnya, tantangan yang dihadapi, seperti kendala rantai pasok dan isu lingkungan, memerlukan kerja sama internasional.
Penandatanganan memorandum pendirian BRICS International Fashion Federation melibatkan berbagai tokoh industri fesyen, mulai dari CEO ajang fashion week hingga akademisi dari negara-negara seperti Indonesia, Rusia, Afrika Selatan, dan Amerika Serikat.
Natalya Sergunina, Wakil Wali Kota Moskow, juga menegaskan pentingnya inisiatif ini sebagai salah satu hasil penting dari BRICS+ Fashion Summit, memperkuat visi bersama untuk pertumbuhan industri fesyen global.
BRICS International Fashion Federation berkomitmen untuk mendukung pengembangan sumber daya manusia lokal, fesyen berkelanjutan, dan pertukaran budaya. Organisasi ini juga fokus pada pengembangan teknologi baru, pelestarian seni tradisional, serta peningkatan transparansi dan pengurangan jejak karbon dalam industri fesyen. (ret/hdl)