Nusa Dua (pilar.id) – PT Pertamina Internasional EP (PIEP) Regional Internasional Subholding Upstream Pertamina mengadakan Pertemuan Stakeholders Engagement dalam rangka membahas Joint Operations Agreement (JOA) terkait Blok PSC 405A di Algeria. Pertemuan ini berlangsung dari tanggal 24 hingga 31 Juli 2023 di Nusa Dua, Bali.
Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari Sonatrach Petroleum Corporation (Sonatrach), The National Agency for the Valorization of Hydrocarbon Resources Algeria (ALNAFT), PIEP, PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Upstream Business Development (UBD) Pertamina, dan PT Pertamina Gas.
Delegasi Sonatrach hadir dengan perwakilan seperti Faycal Belaid, Director of Operations & Exploration, Oumessad Djermane Director of Share Production, Djamel Dahou Director of Economic Studies and Model, serta Amine Allali, Lawyer Director.
Sementara itu, delegasi ALNAFT diwakili oleh Hana Ikene Director of Hydrocarbons Operations, Lounes Adour Director of Hydrocarbons Mining Field, El Hacene Louzazna Director of Natural Gas, dan Souhilla Moufek Legal Affairs Officer.
Dari kelompok Pertamina, hadir langsung Dharmawan H. Syamsu sebagai Komisaris Utama PIEP, Jaffee A. Suardin sebagai Direktur Utama PIEP, Danar Dojoadhi sebagai Direktur Perencanaan Strategis & Pengembangan Bisnis PT Pertamina Hulu Energi (PHE), serta Agung Indri Pramantyo, Direktur Strategi & Pengembangan Bisnis Pertagas, dan anggota manajemen PAEP.
Agenda delegasi Sonatrach dan ALNAFT dimulai dengan menghadiri The 47th Indonesian Petroleum Association Conference and Exhibition 2023 (IPA Convex 2023) di ICE BSD City, Tangerang, serta mengunjungi pameran booth PHE untuk memahami lebih dalam tentang bisnis Upstream Pertamina di Indonesia (25-27/07), sebelum melanjutkan ke Bali.
Pertemuan JOA Discussion merupakan tindak lanjut kesepakatan kontrak baru yang diperoleh PIEP melalui anak perusahaan PT Pertamina Algeria EP (PAEP) di Menzel Lejmat Nord (MLN), Blok 405A, untuk jangka waktu 25 tahun dengan opsi perpanjangan kontrak selama 10 tahun tambahan.
Sementara itu, ALNAFT dan UBD Pertamina melakukan Strategic Discussion terkait dukungan pemerintah Algeria terhadap keberadaan PIEP dalam operasi lapangan MLN.
Faycal Belaid, Director of Operations & Exploration Sonatrach, menyampaikan apresiasi terhadap pertemuan ini. “Kami sangat mengapresiasi pertemuan ini yang bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan, sinergi, dan kolaborasi antara Pertamina dan Sonatrach. Ini akan meningkatkan kinerja kerjasama di masa depan,” ujarnya.
“Hal ini juga memberi kami kesempatan untuk mengenal budaya Indonesia yang beragam dan memberikan pandangan baru kepada seluruh delegasi dari Algeria,” ungkap Hana Ikene, Director of Hydrocarbons Operations ALNAFT.
Jaffee A. Suardin, Direktur Utama PIEP, mengungkapkan, “Pertemuan JOA Discussion berjalan dengan baik dan menghasilkan kesepakatan yang tertuang dalam Minutes of Meeting. Kesepakatan ini akan menjadi dasar penyusunan JOA yang akan dikomunikasikan dengan mitra blok ini, yakni Repsol, ENI, dan CEPSA. Hal ini menunjukkan kemampuan Pertamina dalam perencanaan dan manajemen proyek, didukung oleh keramahan yang baik. Ini menjadi modal kami dalam memberikan kesan positif kepada mitra dan menunjukkan komitmen PIEP dalam mengelola Lapangan Operasi MLN,” jelas Jaffee.
PIEP didirikan untuk mengelola aset internasional dengan fokus pada aset luar negeri milik PT Pertamina (Persero). Sejak didirikan pada 18 November 2013, PIEP telah bergerak mengakuisisi dan mengelola lapangan migas di luar negeri serta mencari sumber minyak dan gas di berbagai negara. Hal ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan migas dalam negeri dan mendukung ketahanan energi nasional. Hingga saat ini, Pertamina memiliki aset lapangan migas di 12 negara, termasuk Aljazair, Malaysia, Irak, Perancis, Italia, Namibia, Tanzania, Gabon, Nigeria, Kolombia, Angola, dan Venezuela. (usm/hdl)