Jakarta (pilar.id) – Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia, Dicky Budiman menilai, bicara pandemi bukan hanya tentang varian Omicron atau Delta saja. Bahkan setelah kemunculan varian Omicron, bukan tidak mungkin muncul varian-varian lainnya.
Varian Omicron itu sendiri memberikan pesan bahwa potensi munculnya varian baru covid-19 bisa mengancam situasi pandemi di 2022. Semua pihak harus waspada, sekalipun cakupan vaksinasi semakin membaik secara global maupun nasional.
“Maka di 2022 ini kita akan melihat kasus atau jumlah terinfeksi akan semakin banyak, bahkan akan lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya,” kata Dicky saat dihubungi Pilar.id melalui pesan singkat, Senin (3/1/2022).
Dicky bilang, varian Omicron dikenal sangat efektif dalam soal menginfeksi masyarakat. Varian Omicron terdeteksi bisa menginfeksi orang jauh lebih cepat dari varian Delta.
Lebih lanjut, Dicky mengungkapkan, akan muncul kekhasan di tahun 2022, hampir 90 persen orang yang terinfeksi berpotensi tidak bergejala atau bergejala ringan. Dengan begitu, mayoritas masyarakat tidak akan terdeteksi apakah menderita covid-19 atau tidak.
“Mayoritas negara tidak akan mendeteksi (varian Omicron). Terutama untuk negara yang terbatas cakupan 3T, di Indonesia salah satunya. Oleh sebab itu, kontributor kasus di tahun 2022 ini akan datang dari negara-negara yang memang lebih kuat secara 3T, khususnya benua Eropa, Amerika, sebagian Asia maupun Australia atau Asia Pasifik.
Menurut dia, pemerintah dan rakyat Indonesia juga akan menghadapi masalah bahwa akan ada potensi dampak long covid-19. Ketika seseorang terinfeksi, meskipun tidak bergejala, potensi orang tersebut mengalami long covid-19 yaitu 10-30 persen.
“Bicara Omicron, mau tidak mau akan berdampak pada kita. Kita sebetulnya punya modal untuk menghadapi ini dengan vaksinasi, tinggal bagaimana meningkatkan respons dalam bentuk kesetaraan peningkatan vaksiansi dosis lengkap, terutama dan memberikan potensi bagi kelompok yang rentan, lansia, memiliki komorbid, dan anak-anak harus dikejar dosis dua vaksinasinya,” tukasnya. (her)