Jakarta (pilar.id) – Tinggal dua pekan lagi menuju hari balapan MotoGP 2022 Seri Pertamina Grand Prix of Indonesia yang pertama. Segala persiapannya sudah hampir rampung. Paling tidak, persiapan perhelatan MotoGP 2022 seri Pertamina Grand Prix of Indonesia telah mencapai 80 persen dari 12 hari tersisa menjelang balapan.
Pengamat pariwisata dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Chusmeru menilai, gelaran MotoGP di Mandalika Nusa Tenggara Barat (NTB) diperkirakan dapat menjadi ajang promosi pariwisata Indonesia.
Mengingat ajang MotoGP diikuti oleh pembalap dari pelbagai negara. Penggemar dan penonton MotoGP pastinya akan berdatangan dari dalam dan luar negeri. Imbasnya, tentu bukan hanya bagi Mandalika dan NTB saja, tetapi juga daerah terdekat seperti Bali dan Labuhan Bajo.
“Diharapkan setelah ajang MotoGP Mandalika berakhir, para pembalap dan krunya serta penonton akan melanjutkan liburan ke Bali, Labuhan Bajo, dan daerah lain di Indonesia,” kata Chusmeru, Senin (7/3/2022).
MotoGP memang salah satu ajang balap motor bergengsi kelas dunia yang selalu menarik untuk disaksikan. Bahkan beberapa negara bersaing untuk dapat menjadi tuan rumah balapan tersebut. Jika dikemas secara baik, kata dia, maka ajang balap MotoGP dapat menjadi sport tourism yang mendatangkan banyak wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Menurut dia, banyak yang diuntungkan dari gelaran MotoGP ini, seperti perhotelan, restoran dan pusat kuliner, serta hasil kerajinan masyarakat setempat. Keberhasilan penyelenggaraan MotoGP Mandalika nantinya akan menginspirasi dan memotivasi daerah lain untuk mengembangkan sport tourism bertaraf internasional.
“Apabila penyelenggaraan MotoGP tahun ini berjalan sukses, maka dipastikan dapat menggerakkan kembali industri pariwisata Tanah Air yang lama terpuruk. Oleh sebab itu, gelaran MotoGP ini harus digarap dengan sinergi berbagai pemangku kepentingan sektor pariwisata,” tegasnya.
Sementara itu, pengamat pariwisata Hilda Sabri Sulistyo memastikan, MotoGP akan menjadi ajang promosi Indonesia. Mayoritas pembalap atau peserta MotoGP langsung mengekspos Indonesia melalui kegiatannya di media sosial, sekalipun masih dalam tahap uji coba.
Alih-alih ekonomi Tanah Air saat ini masih belum normal, kata Hilda, justru pemerintah Indonesia harus konsisten dan berkelanjutan dalam menyelenggarakan event-event internasional.
Beberapa waktu yang lalu, ia sempat mengusulkan pemerintah agar dapat menggelar event internasional untuk olahraga diving di Wakatobi. Sebab, wilayah Indonesia sangat luas, bukan hanya Bali dan Lombok.
“Jadi, kalau mau promosi melalui event internasional, jangan hilang lalu timbul. Harus terus ada event. Tujuannya supaya wisawatan mancanegara terus berdatangan, ujungnya produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) laris manis,” kata Hilda. (her/fat)