Jakarta (pilar.id) – Memperingati Hari Bumi 22 April, Ecomasjid mengajak umat Islam agar lebih hemat dalam menggunakan air. Pasalnya, air bukan hanya penting untuk kehidupan tapi juga sebagai sarana beribadah.
“Jadi kita tidak hanya memakmurkan masjid saja, tapi juga memakmurkan bumi,” kata Inisiator Ecomasjid Hayu S Prabowo, di Jakarta, Jumat (22/4/2022).
Menurut Hayu, saat ini sudah banyak masjid yang ramah lingkungan. Beberapa di antaranya, Masjid Istiqlal di Jakarta, Masjid Baitul Makmur di Bekasi Jawa Barat, Masjid Raya Bintaro Jaya di Tangerang Selatan Banten, dan Masjid Azzikra di Bogor Jawa Barat.
“Ada juga di Yogyakarta, dan Malang. Tapi memang rata-rata di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi),” kata Hayu.
Kriteria untuk menjadi masjid ramah lingkungan berdasarkan Ecomasjid, menurut Hayu, tidak hanya dinilai dari sisi bangunannya saja. Namun, Ecomasjid juga menilai dari aspek jamaah dan pengurus masjid.
“Misalnya saja dari sisi ubudiyah, kita wudhu hanya butuh air 3/4 liter , tapi sekarang ada yang sampai 5 liter,” kata dia.
Ecomasjid memiliki 3 program utama terkait menjaga ketersedian air untuk masa depan. Ketiga program tersebut adalah menyimpan, lalu menggunakan dengan hemat, serta menjaga air agar tidak terbuang sia-sia.
“Masjid itu kan tergantung dari air tanah, dan biasanya terbuang begitu saja. Makanya kita adakan 3 program, simpan air, hemat air, dan jaga air,” kata Hayu.
Hayu menjelaskan terkait dengan menyimpan air adalah dengan membuat sumur-sumur resapan yang bisa menampung air hujan. Sedangkan untuk hemat air, masyarakat dapat menggunakan teknologi tepat guna yang sangat murah.
Ecomasjid sendiri menggunakan sedotan bekas untuk mengendalikan debit air pada kran. Cara tersebut dapat menghemat air hingga 50 persen. Berhemat air, sama saja dapat menghemat biaya energi listrik.
“Dan kita juga harus menjaga air, caranya dengan air yang sudah bersih jangan sampai tercemar sampah,” kata Hayu.
Ia juga berharap, Ramadhan dapat dijadikan momentum untuk bermuhasabah diri untuk tidak berbuat kerusakan lingkungan. Sehingga, setelah Ramadhan nanti umat Islam juga diharapkan dapat menjadi lebih soleh secara sosial.
“Para pengurus masjid dan jamaah tidak hanya memikirkan habluminallah, habluminannas saja, tapi juga habluminal alam,” kata Hayu. (ach/hdl)