Jakarta (pilar.id) – Pimpinan tertinggi kelompok Khilafatul Muslimin Abdul Qadir Hasan Baraja berhasil diringkus polisi di wilayah Lampung pada Selasa (7/6/2022). Khilafatul Muslimin dianggap mau mengganti dasar negara yakni Pancasila dengan khilafah.
Menanggapi ada kelompok yang mau mengganti Pancasila dengan khilafah, putra sulung Presiden pertama RI, Soekarno, yaitu Mohammad Guntur Soekarnoputra menilai, amendemen Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang asli membuat terjadinya distorsi di bidang ideologi.
“Menurut saya, sejak adanya amandemen UUD 1945, menjadi apa yang sekarang ada, yang kemudian menjadi era reformasi. Itu telah terjadi distorsi di bidang ideologi, di mana sekarang sudah masuk ideologi-ideologi transnasional,” kata Guntur, beberapa waktu yang lalu.
Menurut dia, ideologi transnasional itu merupakan ideologi liberal kapitalistik dan ideologi-ideologi Islam ortodok yang disebut juga ideologi khilafah. Dan hal ini, kata Guntur, jelas bertentangan dengan Pancasila dan UUD 45 asli sebelum diamendemen.
Oleh sebab itu, lanjutnya, tugas pihak-pihak yang menganggap dirinya kaum patriotik, mau dari partai politik, dari pesantren, dan masyarakat harus melawan ideologi-ideologi Islam ortodok atau khilafah tersebut.
“Kekuatan ini harus bersatu untuk melawan ideologi transnasional yang sekarang ada,” kata dia.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan mengatakan, penangkapan dilakukan setelah kepolisian menyelidiki aksi konvoi sekelompok pengendara yang menamakan diri sebagai Khilafathul Muslimin di kawasan Cawang, Jakarta Timur.
“Iya betul (Abdul Qadir ditangkap), Polda Metro Jaya menangkap pimpinan Khilafathul Muslimin,” kata Zulpan. (her/hdl)