Jakarta (pilar.id) – Komunikolog Indonesia, Emrus Sihombing mengatakan, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny Kusumastuti Lukito, adalah orang yang paling tepat bertanggung jawab atas meninggalnya ratusan anak imbas kasus gagal ginjal akut.
Menurutnya, Penny orang yang paling tepat bertanggung jawab atas segala sesuatu terkait peredaran obat sirup yang diduga menjadi penyebab kasus gagal ginjal akut pada anak.
“Kejadian tersebut sangat memilukan karena sejumlah anak Indonesia telah meninggalkan kita untuk selamanya,” kata Emrus kepada wartawan, Sabtu (29/10/2022).
Ia tak bisa membayangkan bagaimana sedihnya seorang ibu kandung ditinggal oleh si buah hati yang sangat dikasihinnya dalam perjalanan hidupnya.
“Menurut saya, hanya Kepala BPOM sebagai orang pertama dan sekaligus representasi pemerintah yang paling bertanggungjawab atas pengawasan obat dan makanan,” ujarnya.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril menjelaskan jumlah kasus gagal ginjal akut bertambah menjadi 255 kasus, dengan jumlah 143 anak meninggal per Selasa, 25 Oktober 2022.
“Tingkat kematiannya 56 persen,” ujar Syahril dalam keterangan persnya, pekan lalu.
Dia menambahkan dari data terakhir itu ada penambahan 10 kasus dan 2 kasus kematian. “Namun 10 kasus dan 2 kematian ini adalah kasus lama yang terlambat dilaporkan terjadi pada bulan September dan awal Oktober tahun 2022,” kata Syahril.
Dia menjelaskan bahwa surat edaran yang dikeluarkan Kemenkes pada 18 Oktober 2022, yang berisi larangan penggunaan obat sirup berhasil mencegah penambahan kasus baru.
“Tingkat kematiannya 56 persen,” ujarnya.
Dia menambahkan dari data terakhir itu ada penambahan 10 kasus dan 2 kasus kematian. “Namun 10 kasus dan 2 kematian ini adalah kasus lama yang terlambat dilaporkan terjadi pada bulan September dan awal Oktober tahun 2022,” kata Syahril.
Dia menjelaskan bahwa surat edaran yang dikeluarkan Kemenkes pada 18 Oktober 2022, yang berisi larangan penggunaan obat sirup berhasil mencegah penambahan kasus baru. (her/fat)