Jakarta (pilar.id) – Ketua umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengatakan, gagal ginjal bisa disebakan karena Covid-19. Namun, hingga saat ini IDAI masih melakukan penelitian terkait penyebab lain dari kasus gagal ginjal akut yang menyerang anak.
“Memang bisa,” kata Piprim, di Jakarta, Rabu (9/11/2022).
Piprim mengatakan, sejumlah anak yang positif menderita gangguan ginjal akut yang diteliti negatif covid. Namun, beberapa lalu didapati seorang anak yang selama 4 hari tidak kencing, tetapi dia juga terdeteksi positif covid-19.
Anak tersebut, sempat minum paracetamol produksi PT Afi Farma. Padahal, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebelumnya telah mencabut izin edar terhadap 49 jenis obat buatan industri farmasi tersebut karena diduga mengandung bahan berbahaya.
Dalam kasus tersebut, lanjut Piprim, tidak diketahui secara jelas apakah covid-19 menyebabkan gangguan gagal ginjal atau justru sebaliknya. “Nah ini apakah karena Covid-nya atau karena siropnya,” kata Piprim.
Namun, lanjut Piprim, pasien tersebut dapat segera ditangani dengan meminum fomepizole. Dalam waktu dua hari, anak tersebut sudah dipindahkan ke ruang bangsal untuk pemulihan.
“Jadi alhamdulillah responsnya (fomepizole) bagus sekali. Jadi walaupun covidnya positif, anak ini ada intoxication juga,” kata dia.
Kasus ini, lanjut Piprim, membuktikan bahwa covid-19 dpat menyebabkan gagal ginjal. Namun, ia berpesan ketika terjadi urgen yang harus dilakukan orang tua adalah mengecek jumlah urin dalam 6-12 jam.
“Berkurang atau tidak dalam 12 jam. Jadi sebaiknya dibawa ke rumah sakit rujukan, karena ini sensitif,” kata dia. (ach/hdl)