Jakarta (pilar.id) – Penyakit diabetes rupanya tengah menjadi persoalan global. Pada 2021, tercatat 6,7 juta orang meninggal dunia akibat menderita diabetes.
“Diabetes ini menyebabkan pengeluaran di bidang kesehatan sebesar 536,6 miliar USD,” kata Executive Director International Pediatric Association Project Leader Changing Diabetes in Children (CDIC) Indonesia Prof Aman B Pulungan, di Jakarta, Rabu (8/2/2023).
Sementara itu, sebanyak 1,2 juta aak di seluruh dunia mengidap diabetes. “Indonesia bagaimana? Penduduk kita 88 juta (usia) anak. Dan nomor 4 (terbesar) di dunia. Jadi harusnya kita penyumbang,” kata Aman.
Menurut Aman, data penderita diabetes seperti puncak gunung es. Ia mengungkapkan, pada 2022 terdapat 1.369 anak menderita diabetes, yang terdiri dari 556 laki-laki, dan 813 perempuan.
Sedangkan pada 2023 angkanya naik menjadi 1,645 pasien. Angka diabetes lebih besar pada jenis kelamin perempuan, yakni 59,3 persen, dan laki-laki sebanyak 40,7 persen. Sedangkan berdasarkan sebaran usia, kelompok 10-14 paling mendominasi, yakni 46,23 persen. Disusul kelompok usia di atas 14 tahun 31,05 persen, kelompok usia 0-4 tahun sebanyak 15 persen, dan 5-9 tahun sebanyak 3 persen.
“Usia paling banyak 10-14 tahun, ini data sekitar 2020. Tapi ada juga 0-4 tahun, dan di atas 15 tahun,” kata dia.
Salah satu hambatan dalam penanganan diabetes pada anak yaitu kurang meratanya dokter anak endokrinologi di Indonesia. Ia mencontohkan, di Kalimantan Selatan hanya ada satu dokter anak endokrinologi. Data juga menunjukkan dari 4.945 dokter spesialis di Indonesia pada 2023, hanya terdapat 53 dokter anak endokrinologi.
“Masalah dan tantangan banyak di Indonesia, termasuk ketidaksesuaian data dan pengobatan,” kata Aman. (ach/din)