Balikpapan (pilar.id) – Ganjar Pranowo meninjau pemanfaatan alat bernama Gama Rain Filter yang mampu mengubah air hujan menjadi air bersih layak minum yang dipasang di Pondok Pesantren Syaichona Cholil.
Alat Gama Rain Filter yang relatif sederhana ini diharapkan mampu mengatasi masalah air bersih di Pondok Pesantren Syaichona Cholil.
Adapun total biaya yang diperlukan untuk instalasi Gama Rain Filter adalah sekitar Rp 3 juta.
Ganjar Pranowo juga meninjau Gama Rain Filter yang dipasang di Sekolah Dasar Islam Terpadu Istiqamah Balikpapan Jalan Syarifuddin Yoes, Balikpapan Selatan.
Sebelumnya, untuk mendapat air, warga setempat harus membuat sumur bor sedalam 80 meter. Meskipun melalui usaha tersebut, air yang didapat berwarna cokelat.
Kendala lainnya adalah ketika sumbernya hilang, masyarakat harus mencari sumur lainnya lagi.
Ganjar Pranowo bersama Kagama berupaya membantu dengan alat Gama Rain Filter ini sebagai wujud pengabdian masyarakat.
Di Kalimantan Timur, sudah lima titik yang dibuat instalasi serupa, yakni di Kawasan IKN Nusantara, Desa Sepaku, Desa Karyajaya, Desa Adat Pampang Samarinda dan Kota Balikpapan.
“Di Pampang saja kami pasang 50 unit. Harganya sekitar tiga juta rupiah saja. Kenapa murah karena kalau untuk masyarakat, UGM tidak menarik biaya paten,” katanya.
Di Jawa Tengah, Gama Rain Filter sudah berhasil diterapkan di Brebes, Blora, dan Kabupaten Semarang.
Berkurangnya penggunaan air tanah mampu memunculkan mata air baru dan mengurangi sedimen rawa pening.
“Maka kami perluas, daerah remote area atau yang sulit air sedangkan curah hujan tinggi bisa pakai ini. Pendanaan bisa kerjasamakan dengan filantropi yang penting masyarakat terbantu,” jelas Ganjar Pranowo.
Dengan tercukupinya air, menurut Ganjar, dapat membantu warga menghemat pengeluaran sehari-hari.
“Ujungnya ya pengentasan kemiskinan, karena uang yang biasa buat beli air bisa digunakan kebutuhan lain,” pungkasnya. (ade)