Jakarta (pilar.id) – PT ASDP Indonesia Ferry (persero) akan menyetorkan dividen perusahaan senilai Rp101 miliar sebagai bagian dari sumbangsihnya kepada negara. Hal ini merupakan hasil dari transformasi perusahaan sepanjang tahun 2022 yang berhasil mencetak laba tertinggi sepanjang masa sebesar Rp585 miliar.
Sekretaris Perusahaan ASDP Indonesia Ferry, Shelvy Arifin, mengungkapkan bahwa dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang diselenggarakan pada Senin (26/6/2023), disetujui bahwa ASDP akan menyetorkan dividen sebesar 18 persen dari laba perusahaan pada tahun 2022, atau sekitar Rp101 miliar.
“Penyerahan dividen ini merupakan komitmen kami untuk terus berkontribusi bagi negara, terutama dalam mendorong program-program yang bertujuan untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia,” ujar Shelvy seperti yang dikutip oleh InfoPublik pada Senin (3/7/2023).
Sebelumnya, Menteri BUMN, Erick Thohir, menyatakan bahwa Kementerian BUMN akan memberikan dividen terbesar dalam sejarah kepada negara sebesar Rp80,2 triliun. Jumlah tersebut terdiri dari dividen perusahaan BUMN terbuka sebesar Rp50,20 triliun, dan sisanya sebesar Rp29,97 triliun disumbangkan oleh BUMN perusahaan non-terbuka.
Menteri Erick mengungkapkan bahwa ASDP merupakan salah satu dari tujuh BUMN non-terbuka yang memberikan sumbangan dividen terbesar. Dengan demikian, ASDP turut berkontribusi dalam memberikan pendapatan kepada negara, sehingga negara tidak hanya mengandalkan penerimaan dari pajak, tetapi juga hasil usaha yang baik.
“(Dividen ini) Untuk apa? Untuk program-program yang mendorong kepentingan rakyat yang diusung oleh pemerintah, seperti bantuan sosial dan lainnya. Ini adalah keseimbangan yang terus dijaga, di mana BUMN yang sehat mampu memberikan kontribusi kepada masyarakat Indonesia,” jelasnya.
Laba Tertinggi Rp585 Miliar
Sementara itu, manajemen ASDP berhasil mencatatkan prestasi dalam operasional dan keuangan setelah pandemi COVID-19. Pada tahun 2022, perusahaan berhasil mencetak laba bersih tertinggi sepanjang sejarah sebesar Rp585 miliar.
Shelvy mengungkapkan bahwa terdapat dua faktor utama yang berkontribusi terhadap pencapaian ini. Pertama, dari sisi eksternal, adalah dampak pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dilakukan oleh pemerintah. Seiring dengan itu, selama tahun 2022, terutama pada periode layanan Angkutan Lebaran dan Natal Tahun Baru, pergerakan penumpang dan kendaraan telah kembali normal dan terus mengalami peningkatan.
Selain itu, pelonggaran pembatasan pergerakan kendaraan dan penumpang setelah pandemi COVID-19 diperkuat dengan pencabutan PPKM oleh pemerintah pada 30 Desember 2022, sehingga masyarakat lebih bebas dalam melakukan perjalanan.
Kedua, faktor internal, termasuk di dalamnya adalah pembenahan operasional dan perbaikan proses bisnis yang lebih efektif dan efisien, termasuk penggunaan sistem tiket digital di seluruh pelabuhan ASDP.
Berdasarkan laporan kinerja konsolidasi ASDP 2022 yang diaudit dari Januari hingga Desember 2022, pendapatan mencapai Rp4,381 triliun, dan laba bersih sebesar Rp585 miliar.
“Pendapatan pada tahun 2022 melebihi total pendapatan dalam kondisi normal sebelum COVID-19 pada tahun 2019 sebesar Rp3,328 triliun, dengan peningkatan sebesar 23,4 persen dibandingkan dengan realisasi pada tahun 2021 sebesar Rp3,550 triliun. Sementara itu, laba bersih mencapai 220,8 persen dari target yang ditetapkan, dengan pertumbuhan sebesar 79,4 persen dibandingkan dengan laba pada tahun 2021 sebesar Rp326 miliar,” ungkapnya.
Pencapaian kinerja positif pada tahun 2022 juga didukung oleh peningkatan jumlah penumpang baik dalam pelayanan penyeberangan perintis maupun komersial. Produksi penumpang mencapai 7,6 juta orang atau naik sebesar 66 persen dibandingkan dengan realisasi pada tahun 2021 sebesar 4,6 juta orang.
Selain itu, jumlah kendaraan roda 2 dan 3 mencapai 4,1 juta unit atau 66 persen dari realisasi pada tahun 2021 sebesar 2,5 juta unit, sementara kendaraan roda 4/lebih mencapai 4,4 juta unit atau naik 48 persen dibandingkan dengan realisasi pada tahun 2021 sebesar 2,9 juta unit. Jumlah barang yang diangkut mencapai 1,3 juta ton atau -47 persen dibandingkan dengan realisasi pada tahun 2021 sebesar 2,4 juta ton.
“Peningkatan jumlah penumpang dalam pelayanan penyeberangan tidak terlepas dari transformasi, termasuk digitalisasi layanan yang berkelanjutan yang dijalankan perusahaan. ASDP telah melayani 7,6 juta penumpang atau naik 73 persen dibandingkan dengan 4,4 juta penumpang pada tahun 2021,” tambahnya.
Shelvy juga menambahkan bahwa peningkatan jumlah penumpang juga dapat dicapai berkat ketersediaan infrastruktur yang memadai, seperti kapal, dermaga, dan pelabuhan, serta keunggulan sumber daya manusia (SDM) yang selalu berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada pengguna jasa.
Selain itu, kinerja positif juga didukung oleh program pengendalian biaya melalui langkah-langkah efisiensi yang ditunjukkan oleh rasio operasional sebesar 66,89 persen, yang lebih rendah daripada tahun 2021 yang mencapai 72,05 persen. Selanjutnya, rasio biaya operasional terhadap pendapatan (BOPO) pada tahun 2022 sebesar 86,06 persen, yang juga lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2021 sebesar 91,51 persen. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan efisiensi dengan mengendalikan pengeluaran yang berkaitan dengan beban pokok dan beban usaha.
Dengan pencapaian kinerja yang positif ini, ASDP Indonesia Ferry terus berkomitmen untuk memberikan kontribusi kepada negara dan masyarakat Indonesia, baik melalui pembayaran dividen kepada negara maupun melalui peningkatan pelayanan dan efisiensi operasional. (usm/hdl)